Denpasar, CNN Indonesia -- Gubernur
Bali, Wayan Koster menargetkan akhir Mei ini tingkat kesembuhan pasien virus corona (
Covid-19) di provinsi itu bisa menyentuh angka 90 persen.
Koster menerangkan, ada tiga skema yang ia terapkan selama ini sehingga Bali dipuji pemerintah pusat terkait pencegahan penularan penyakit ini. Meskipun demikian, dia mengakui itu tak akan sukses tanpa peran ribuan desa adat yang ada di Bali.
"Saat kasus Covid-19 muncul di Bali pertama kali pada 10 Maret 2020, kami langsung mengadakan diskusi dengan berbagai pihak untuk membuat suatu pola penanganan dan pencegahan dengan cara membatasi pergerakan masyarakat," ujar Koster dalam siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Kamis (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-1) Provinsi Bali ini memaparkan tiga skema yang diterapkan di Bali.
Pertama mengendalikan penambahan jumlah pasien positif hingga titik terendah. Kedua pasien yang sedang dalam perawatan ditangani dengan fasilitas kesehatan yang memadai, baik dari segi rumah sakit, ruang perawatan, dan tenaga medis.
Ketiga dalam perawatan pasien positif Covid-19 diupayakan tidak sampai ada yang meninggal lagi. Hingga hari ini setidaknya di Bali hanya ada empat kasus meninggal yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ia berharap Bali bisa segera memasuki titik keseimbangan baru antara angka kesembuhan yang tinggi, angka penambahan positif yang menurun, serta jumlah pasien meninggal yang tidak bertambah.
"Tugas kami di provinsi adalah mengerem laju penambahan positif Covid-19 terutama yang datangnya dari pekerja migran. Kami sudah mengumpulkan para bupati untuk menjalankan agenda ini secara bersama-sama," ujar Koster.
Terkait pencegahan, ia mengatakan pihaknya melakukan manajemen secara bertingkat dari mulai tingkat provinsi, termasuk pula melibatkan Majelis Desa Adat (MDA) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Koster mengatakan untuk di tingkat paling bawah--dan ternyata paling efektif--adalah lewat pemberdayaan desa adat serta nilai-nilai kearifan lokal untuk menekan angka penularan Covid-19 di Bali.
"Upaya pencegahan itu justru kami lakukan di tingkat paling bawah. Desa adat itu kami berdayakan betul karena desa adat ada hukum adat yang bisa diterapkan untuk mengatur, mendisiplinkan dan menertibkan warganya," jelasnya.
 Tangkapan layar data pemerintah pusat mengenai perkembangan Covid-19 di Bali, diakses pukul 08.35 WIB, 14 Mei 2020. Biru data grafik pasien positif, hijau pasien sembuh, dan orangye meningal dunia. (Screenshot via web covid19.go.id) |
Terpisah, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan sebaran virus corona di wilayah Bali memang dapat dikendalikan. Menurutnya kearifan lokal yang dianut masyarakat Bali walau jadi destinasi wisatawan asing ternyata terbukti mampu menekan penyebaran corona. Ia pun menyoroti peran desa adat yang turut membantu meningkatkan kedisiplinan warga untuk mematuhi protokol kesehaan pencegahan Covid-10.
"Mereka memiliki desa adat yang sangat kuat yang berada di Banjar-Banjar. Untuk penegakan hukum di adat mereka juga ada Pecalang yang dipatuhi masyarakat," kata Wiku melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (14/5).
Untuk diketahui, sejak kasus positif pertama diumumkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret lalu, sebaran positif virus corona kini ada di seluruh provinsi, 34 provinsi, di Indonesia. Per 13 Mei 2020, pukul 12.00 WIB, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan sebaran positif corona itu kini ada di 379 kabupaten/kota.
Salah satunya di Provinsi Bali, yang mana kasus positif Covid-19 telah merata di seluruh wilayah tersebut. Dikutip dari laman https://pendataan.baliprov.go.id/ delapan kabupaten, dan satu kota di wilayah itu sudah ada kasus positif corona.
Jumlah terbanyak ada di Kabupaten Bangli disusul ibu kota Provinsi Bali, Denpasar. Per 13 Mei 2020, Dinkes Bali mencatat ada 72 kasus positif di Bangli, disusul Denpasar dengan jumlah 62.
Dari situs pendataan.baliprov.go.id per Rabu (13/5) kasus positif di Bali telah mencapai angka 332 orang, hanya saja memang dari angka tersebut kasus kematian di wilayah ini cenderung stagnan dan tidak mengalami peningkatan sejak awal bulan lalu. Empat yang tewas itu adalah dua WNI dan dua WNA.
Berdasarkan data dari laman https://covid19.go.id/peta-sebaran, untuk pasien corona yang sembuh di provinsi Bali sendiri jumlahnya terbilang cukup banyak. Dari angka positif 332 orang, yang telah dinyatakan sembuh hingga kemarin adalah sebanyak 220 orang.
Bisa disimpulkan, meski terus mengalami peningkatan jumlah positif tetapi angka kematian cenderung rendah, sementara untuk angka sembuh justru tergolong tinggi.
 Tangkapan layar perkembangan Covid-19 di Bali yang diakses pukul 08.32 WIB, 14 Mei 2020.(Screenshot via web pendataan.baliprov.go.id) |
Meski begitu, Bali juga sempat mengalami lonjakan temuan kasus positif paling tinggi. Hal itu terjadi pada 3 Mei lalu dengan tambahan kasus positif mencapai angka 25 kasus. Padahal sebelumnya, temuan kasus positif di Bali paling banyak hanya 22 orang pada bulan April.
Setelah 3 Mei, jumlah kasus posiif di Bali mengalami penurunan. Tapi, hanya bertahan 3 hari, karena pada 7 mei kasus positif melonjak selama dua hari. Setelahnya pada 10 Mei menurun lagi, dan baru kembali melonjak lagi penambahannya pada 12 Mei 2020
Data kasus corona di Bali hingga Rabu (13/5), jumlah kumulatif pasien positif sebanyak 332 orang. Sedangkan jumlah pasien yang telah sembuh mencapai 220 orang.
Jumlah pasien positif yang masih dalam perawatan sebanyak 108 orang. Mereka tersebar di sembilan rumah sakit dan tempat karantina.
Sebagian besar kasus di Bali masih didominasi
imported case. Sedangkan transmisi lokal sejumlah 126 kasus. Dari awal muncul hingga saat ini, jumlah kematian di Bali akibat positif corona sebanyak empat orang.
(put, tst/kid)
[Gambas:Video CNN]