Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) di Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah tiga orang sehingga menjadi 28 kasus per Rabu (13/5).
Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan ketiganya terkait dengan klaster
Indogrosir yang ada di Mlati, Sleman.
"Hasil positif diketahui dari uji swab yang sudah keluar. Penambahan ini membuat total positif Covid-19 di Gunung Kidul menjadi 28 kasus," kata Dewi seperti dikutip dari
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kasus positif Covid-19 baru ini seluruhnya berasal dari Kecamatan Semanu. Ketiganya pun menjadi kasus Covid-19 pertama yang muncul di wilayah tersebut.
Dengan tambahan itu, maka klaster Indogrosir Sleman menyumbang empat kasus dari total 28 kasus pasien positif Covid-19 di Gunung Kidul.
Selain pasien positif Covid-19 bertambah, Dewi mengatakan pasien reaktif Covid-19 yang menjalani rapid test dari Gunung Kidul melonjak drastis menjadi 88 orang dari yang sebelumnya 17 orang. Meskipun demikian, Dewi tidak menjelaskan lebih jauh apakah penambahan reaktif ini berkaitan dengan pemeriksaan massal atau tidak.
Pemeriksaan massal dengan metode rapid test sampai saat ini masih terus berlangsung di Gunung Kidul. Pemeriksaan massal akan berlangsung hingga Sabtu (16/5).
Terpisah, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan di wilayahny ada empat orang reaktif dari hasil rapid test Covid-19. Mereka, kata Heroe, juga masuk ke dalam klaster Indogrosir.
Mereka menjadi pengunjung Indogrosir, pada periode 19 April hingga 4 Mei, diperoleh hasil adanya tambahan empat orang yang reaktif Covid-19.
"Dengan adanya tambahan empat hasil 'rapid test' (tec cepat) yang reaktif pada hari ini, maka totalnya ada enam warga yang hasilnya reaktif," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.
Pada pelaksanaan tes cepat hari pertama, Selasa (12/5), terdapat dua yang reaktif. Hingga Rabu, sudah ada 232 warga yang melakukan tes cepat dari total 343 warga yang telah mendaftar. Tes cepat akan dilakukan hingga Kamis (14/5) di seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta.
Heroe menambahkan dua warga yang dinyatakan reaktif pada Selasa (12/5) sudah menjalani uji swab dan hasilnya diharapkan dapat diketahui dalam lima hari ke depan, sedangkan bagi warga yang dinyatakan reaktif pada pemeriksaan hari kedua juga akan dilakukan uji swab.
"Seluruh peserta yang akan mengikuti 'rapid test' juga sudah diminta melakukan isolasi dan keluarganya melakukan pembatasan sosial atau isolasi secara mandiri," katanya.
Meskipun demikian, katanya, jika warga tersebut tidak memiliki tempat yang memadai untuk melakukan isolasi secara mandiri, Pemerintah Kota Yogyakarta memfasilitasi tempat isolasi. Saat ini, terdapat satu peserta tes cepat dengan hasil reaktif yang ditempatkan di shelter.
Untuk proses pelacakan terhadap potensi paparan virus di lingkungan warga yang dinyatakan reaktif, Heroe menyatakan belum akan melakukan kegiatan tersebut karena masih menunggu hasil swab dari warga yang bersangkutan.
Bagi warga yang memiliki hasil negatif dari tes cepat akan diminta kembali melakukan tes cepat 10 hari kemudian, sedangkan pengunjung Indogrosir yang belum sempat melakukan pendaftaran secara daring dapat melakukan tes cepat setelah seluruh pendaftar daring mengikuti tes.
Hingga Rabu, pukul 15.59 WIB, termasuk dari klaster Indogrosir, di Kota Yogyakarta terdapat 16 pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan 24 pasien dalam pengawasan (PDP) yang juga masih dalam perawatan.
(antara/kid)
[Gambas:Video CNN]