Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Din Syamsuddin mengkritik gelaran konser amal pada Minggu lalu (17/6). Menurutnya, pemerintah terkesan gembira di atas rakyat yang menderita di tengah pandemi
virus corona (Covid-19).
Din menilai acara itu juga tidak mematuhi kaidah protokol kesehatan pencegahan virus corona (Covid-19).
"Mengapa pada saat demikian Pemerintah justru mempelopori acara seperti konser musik yang tidak memperhatikan protokol kesehatan, dan terkesan bergembira di atas penderitaan rakyat," kata Din dalam keterangan resminya, Selasa (19/5).
Din meminta kepada pemerintah untuk bersimpati terhadap penderitaan rakyat yang terdampak wabah corona saat ini. Dia melihat bahwa masyarakat banyak yang menjadi pengangguran karena di-PHK hingga bantuan sembako yang tak terbagi secara merata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sendiri mencatat jumlah masyarakat yang terkena PHK dan dirumahkan sebanyak 2 juta sampai 3,7 juta orang akibat penyebaran virus corona.
"Bukankah sebaiknya dalam keadaan penuh keprihatinan kita semua meningkatkan doa dan munajat ke hadirat Sang Pencipta, Allah SWT, sesuai dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab?" Kata Din.
Selain itu, Din turut meminta kepada umat Islam tetap konsisten menaati Fatwa MUI untuk sementara waktu mengalihkan salat berjemaah dan salat Idul Fitri, ke rumah masing-masing.
Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk mengikuti anjuran para ahli kesehatan untuk menerapkan prinsip jaga jarak fisik dengan tidak berkerumun di tempat publik.
"Tidak perlu ada yang 'membalas dendam' terhadap ketidakadilan Pemerintah tersebut dengan keinginan berkumpul di masjid-masjid (sebagaimana yg banyak beredar di media sosial atau bertanya langsung)," kata Din.
Sebelumnya, konser amal yang digagas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menuai kritik sejumlah pihak. Kritiknya beragam.
Ada yang mempersoalkan para tamu yang mengabaikan
physical distancing. Ada pula yang mempertanyakan mengapa negara menginisiasi acara amal seperti layaknya yayasan.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny menyebut ada yang salah paham terkait kritik konser musik bertajuk 'Berbagi Kasih' yang akan disiarkan secara langsung di TVRI, pada Minggu (17/5).Benny memastikan konser musik itu digelar secara virtual dan diinisiasi oleh para seniman. Kemudian, difasilitasi beberapa lembaga negara untuk menggalang dana solidaritas bagi penanganan corona."Kita harus berpikir positif. Kita butuh upaya gotong-royong dan kebersamaan. Kita harus belajar pada Didi Kempot punya jiwa ketulusan membantu sesamanya," kata Benny lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (16/5).Menurutnya, upaya para seniman perlu didukung. Benny percaya kritik hanya bentuk kesalahpahaman. Dia bilang banyak masyarakat yang mendukung acara ini. (rzr/bmw)
[Gambas:Video CNN]