Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) mengakui merekrut banyak kader PKS untuk menempati jabatan di dewan kepengurusan partai, baik tingkat pusat maupun daerah. Bahkan sebagian besar dari mereka menjadi pimpinan di kepengurusan pusat dan daerah.
Seperti diketahui, sebagian besar pendiri Partai Gelora merupakan mantan petinggi PKS, seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfudz Siddik, Ahmad Riyaldi, dan Triwisaksana. Pun demikian di DPW maupun DPD, mayoritas petingginya merupakan eks kader PKS yang 'hijrah'.
"Kalau jajaran di tingkat DPW atau provinsi, kabupaten/kota atau kita sebut DPD, itu memang harus diakui sebagian besarnya adalah mereka-mereka yang dulu pimpinan-pimpinan di PKS, itu harus kami akui juga," kata Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Siddiq saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (22/5).
Meski begitu, Mahfudz mengatakan Gelora tidak akan sama dengan PKS dan partai Islam lainnya. Mereka akan mengusung ideologi Islam-nasionalis yang memungkinkan perekrutan kader dan pemilih yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga berkata Gelora membuka diri untuk kalangan masyarakat lain. Dia menuturkan sebagian besar kader Gelora yang berada di tingkat kecamatan merupakan orang baru dalam dunia politik.
"Di tingkat kecamatan sekarang ada 4.600-an kecamatan atau DPC, 99 persen kader-kader baru. Jadi rekrutan baru yang sebelumnya tidak pernah terlibat di partai politik, termasuk PKS," ujar Mahfudz.
Mahfudz menyebut saat ini Gelora telah mendirikan kepengurusan di 484 kabupaten/kota dan 4.600 kecamatan. Mereka menargetkan pendirian kepengurusan baru di 30 kabupaten/kota dan 2 ribu kecamatan hingga 2021.
"Fokus Gelora sekarang 2020-2021 melengkapi semua struktur, merekrut fungsionaris-fungsionaris yang handal, dan nanti ya tahapan berikutnya memperluas basis dukungan sosialnya," ujarnya.
(dhf/osc)
[Gambas:Video CNN]