Jakarta, CNN Indonesia -- Camat Pondok Gede Nesan Sujana menyebut
Salat Id yang disesaki jemaah di Masjid Jami Al Magfiroh, Jalan Jatiwaringin,
Kota Bekasi, karena banyak orang di luar wilayah sekitar turut beribadah di masjid tersebut.
Dia juga berdalih bahwa lantai masjid berundak sehingga sulit menerapkan
physical distancing.
"Kemungkinan (saf) ada yang melencong karena masjid itu lantainya agak beda-beda, ada undakan lebih tinggi, efeknya begitu (terlihat tak jaga jarak)," kata Nesan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid Jami Al Maghfiroh terletak di Kelurahan Jaticempaka. Nesan bilang saat Salat Id, banyak warga di luar kelurahan yang ikut menunaikan salat. Akibatnya, ruang dalam masjid penuh. Jemaah meluber hingga ke jalanan di sekitar masjid.
Ia mengaku kesulitan menerapkan protokol kesehatan lantaran merasa tidak etis jika mengusir orang yang hendak ibadah.
"Kan karena (masjid) di pinggir jalan itu orang ingin melaksanakan (Salat Id). Masa kita usir?," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengeluarkan surat izin bagi masjid di Kota Bekasi untuk melaksanakan Salat Id. Ada ratusan masjid yang diizinkan menggelar Salat Id, termasuk Masjid Jami Al Maghfiroh.
Pantauan
CNNIndonesia.com di masjid tersebut, pelaksanaan Salat Id tidak dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Pengurus masjid hanya menyemprotkan hand sanitizer kepada jemaah yang hendak salat.
Selebihnya tidak ada penerapan physical distancing dan kewajiban mengenakan masker kepada para jemaah. Mereka Salat Id dengan jarak yang rapat satu sama lain
(ndn/wis)
[Gambas:Video CNN]