Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan bakal meningkatkan intensitas patroli di sekitar kawasan Kota Tua, untuk mencegah kerumunan warga saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (
PSBB).
Sejak beberapa hari terakhir, meski lokasi wisata Kota Tua ditutup, warga tetap nekat berkerumun di jalan-jalan sekitar kawasan Kota Tua pada malam hari.
"Nanti kami mulai dari jam lima sampai jam sepuluh, kami tingkatkan intensitas patroli. Dari pagi sebenarnya udah. Tapi sore sampai malam kami tingkatkan intensitasnya," kata Tamo saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamo mengatakan patroli dilakukan karena masih banyak warga dan pedagang kaki lima (PKL) yang nekat berkerumun tanpa mengindahkan aturan dalam PSBB, seperti menjaga jarak fisik maupun mengenakan masker.
"Kalau Lebaran, tahun baru, memang kan Kota Tua ini ramai, makanya kita patroli terus, sejak malam takbiran," ujarnya.
Menurutnya, dari beberapa kali patroli kerumunan warga dan PKL masih ditemui di sekitar Jalan Kunir, Jalan Kali Besar Timur dan Jalan Lada, sekitar kawasan Kota Tua.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com Senin (25/5) sore, belum terlihat adanya kerumunan warga di tiga lokasi tersebut. Namun, beberapa pedagang makanan dan minuman memang terlihat di pinggir Jalan Lada dan Jalan Kali Besar Timur.
Mobil patroli dan personel Satpol PP pun beberapa kali terlihat berkeliling di sekitar kawasan Kota Tua. Beberapa kali, warga yang berkerumun diminta untuk bubar.
Sebelumnya, sekitar kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat dipadati masyarakat dalam dua hari ini. Adapun para pengunjung mayoritas merupakan muda-mudi yang datang untuk menghabiskan waktu bersama.
Salah seorang pedagang minuman, Raja mengaku tetap nekat menggelar lapak dagangannya meski telah berulang kali ditertibkan karena membutuhkan uang. Ia mengaku sejak penerapan PSBB di Jakarta, pendapatannya menurun.
"Kami jual minuman dibubarin, mau pulang kampung juga gak dibolehin, terus gimana?,"kata dia kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (23/5) malam.
(yoa/fra)
[Gambas:Video CNN]