Jenazah Pasien Corona di Makassar Dibawa Paksa, Keluarga ODP

CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2020 18:41 WIB
Sejumlah petugas mengangkat peti jenazah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 dari kendaraan untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (11/5/2020). PDP berusia 56 tahun itu meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Undata Palu. Data Gugus Tugas COVID-19 Sulteng per 11 Mei 2020, jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 83 orang, PDP 31 orang, 3 meninggal dunia, dan 13 orang dinyatakan sembuh. ANTARAFOTO/Eddy Djunaedi/bmz/hp.
Ratusan orang membawa paksa jenazah pasien positif virus corona di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ilustrasi (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Makassar, CNN Indonesia -- Ratusan orang membawa pulang paksa jenazah pasien positif corona (Covid-19) dari Rumah Sakit (RS) Stella Maris, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6) malam. Jenazah tersebut kini sudah dimakamkan sendiri dan seluruh keluarga kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Direktur RS Stella Maris, dr Luisa Nuhuhita mengatakan petugas TNI, kepolisian, hingga petugas keamanan rumah sakit tak bisa menahan aksi tersebut.

"Tentara yang berjaga lumayan banyak, lebih dari 10 orang. Juga ada sekuriti kami. Tapi jumlah orang yang datang itu lebih banyak, kira-kira 100 orang dan rata-rata masih usia muda," kata Luisa Nuhuhita saat dikonfirmasi, Senin (8/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luisa mengatakan pasien yang meninggal dunia itu seorang perempuan bernama, Kasyani (53). Pasien tersebut masuk ke rumah sakit dengan keluhan demam, sesak nafas, dan batuk sejak sepekan lalu, sekitar pukul 08.47 Wita, Minggu 7 Juni.

Pasien tersebut langsung mendapat perawatan di ruang UGD. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien disinyalir terpapar virus corona dan langsung ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

Kemudian pasien dipindah ke ruang isolasi untuk perawatan lebih lanjut. Pihak rumah sakit juga telah mengambil spesimen pasien. Namun, pasien meninggal lebih dahulu sekitar pukul 19.30 Wita.

Menurut Luisa, suami dan anak pasien menerima perawatan terhadap pasien sejak pertama kali tiba. Ia lantas heran ketika ratusan orang tiba-tiba muncul dan merebut jenazah dari petugas rumah sakit.

"Suami dan anak pasien sendiri tampak kebingungan. Sempat nyaris bentrok dengan tentara tapi tidak lama kemudian jenazah berhasil dibawa pergi dengan keranda milik rumah sakit," ujarnya.

Lebih lanjut, Luisa menyebut pagi tadi hasil pemeriksaan swab baru pasien keluar. Pasien tersebut dinyatakan positif virus corona.

"Hasil pemeriksaan swab pasien ini positif artinya keluarganya semua itu ODP," katanya.

Kejadian di RS Stella Maris ini viral di media sosial. Sejumlah personil TNI tidak berbuat banyak saat massa membawa pergi jenazah setelah sempat berusaha menahan.

Dandim Makassar, Kolonel Inf Andrianto mengatakan keberadaan personil TNI di rumah sakit itu untuk membantu mengamankan agar protokol kesehatan Covid-19 dapat dilaksanakan dengan baik.

"Jika kami melihat ada kemungkinan bentrok lebih besar, otomatis kami tidak akan memaksakan itu terjadi. Kami selalu dorong edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Andrianto menyebut Danramil, Babinsa, Bhabinkamtibmas, camat dan lurah langsung mendatangi rumah pasien itu. Mereka meminta kepada pihak keluarga agar jenazah dikembalikan dan dimakamkan sesuai standar Covid-19.

Namun, pihak keluarga menolak dan bersikeras memakamkan sendiri pasien positif virus corona itu. Jenazah tersebut telah dimakamkan siang ini di Pemakaman Dadi, Jalan Lanto Daeng Pasewang.

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo mengaku prihatin dengan insiden membawa paksa jenazah pasien positif virus corona itu. Ia khawatir peristiwa tersebut berdampak pada penyebaran virus ke masyarakat yang lain.

"Seharusnya juga dipahami bahwa prosedur itu untuk melindungi masyarakat yg lebih luas. Kejadian itu sudah pidana, dan akan kami proses," kata Ibrahim. (svh/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER