Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi Tanuwibowo mengingatkan pemerintah terkait ancaman gelombang kedua penularan virus corona (
Covid-19) saat memasuki fase tata kehidupan baru (
new normal).
"Kalaupun ada daerah yang sudah landai, saya perlu ingatkan hati-hati gelombang kedua [penularan corona]," kata Budi dalam Webinar yang bertajuk 'Tata Hidup Baru Perspektif Agama-agama', Senin (8/6).
Budi menilai angka penularan virus corona di Indonesia saat ini belum mencapai puncaknya. Ia meminta masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadai gelombang kedua penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi pun berkaca pada pengalaman negara lain yang sudah terkena gelombang kedua penularan virus corona usai memutuskan untuk membuka aktivitas kegiatan masyarakat.
"Karena itu [gelombang kedua penularan] udah terjadi di negara-negara yang bahkan lebih maju aspek kesehatannya," ujarnya.
Selain itu, Budi juga menyoroti kelengkapan data pemerintah terkait bantuan sosial yang tak terdistribusi merata ke masyarakat yang membutuhkan.
Menurutnya, banyak masyarakat di suatu daerah yang tak mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Namun, di sisi lain terdapat orang yang menerima bertumpuk-tumpuk bantuan dari pemerintah.
"Saya mengimbau agar bisa memperbaiki database dari RT, RW dan juga bisa bekerjasama dengan bank-bank yang punya cabang banyak, jadi bisa terdistribusi merata bantuan tersebut," kata Budi.
Kasus positif virus corona di Indonesia masih terus bertambah. Data terbaru per Senin (8/6), jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 32.033 kasus.
Dari jumlah tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh 10.904 orang dan 1.883 orang lainnya meninggal dunia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengimbau masyarakat untuk berdamai dengan virus corona. Namun, kata Jokowi hidup berdampingan dengan virus corona bukan berarti masyarakat menyerah.
Ia pun mewacanakan tatanan kehidupan baru. Pada masa new normal aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan tetap dapat dilakukan tanpa mengurangi pencegahan penularan virus corona.
(rzr/fra)
[Gambas:Video CNN]