Kembali Buka, Pesantren Diminta Koordinasi dengan Gugus Tugas

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 00:05 WIB
Santri disemprot cairan disinfektan sebelum masuk ke dalam bus di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/3/2020). Berbagai pondok pesantren di Jombang memilih memulangkan santri-santrinya ke daerah asalnya, termasuk pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sedikitnya 7 ribu santri dipulangkan secara bertahap untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.
Ilustrasi santri pesantren. (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkan pengasuh pondok pesantren tak bisa secara sepihak memutuskan membuka kembali pesantren di masa pandemi virus corona (Covid-19).

Menurut Deputi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono pengasuh pondok pesantren harus membahas hal tersebut bersama gugus tugas daerah.

"Bahwa pengurus pondok pesantren perlu berkoordinasi dengan gugus tugas daerah," kata Agus melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia lantas mengungkap kasus satu pesantren yang memiliki 15 ribu santri dan berniat membuka kembali fasilitas mereka. Padahal, kata Agus, wilayah tempat pesantren itu masih tergolong ke zona merah. 

"Apa yg akan terjadi jika muncul kluster dalam jumlah yang besar, sementara fasilitas kesehatan tak memadai. Jadi hal seperti ini, kesehatan tetap menjadi pertimbangan utama," katanya.

Pertimbangan lain adalah para santri yang berasal dari lintas provinsi. Dengan kondisi tersebut, menurut Agus, butuh pertimbangan sangat cermat untuk membuka kembali pondok pesantren.

"Terutama santri dari daerah yang dinyatakan merah covid, maka perlu membawa hasil rapid test. Hal ini penting agar tidak muncul kluster baru," katanya.

Agus menekankan lagi bahwa banyak pertimbangan yang harus diperhatikan ketika pondok pesantren kembali dibuka. Apalagi, kondisi sekitar 28.000 pesantren yang tersebar di Indonesia juga sangat beragam.

Pun dengan fasilitas setiap pondokan yang tak bisa disamaratakan. Tak hanya itu, para santri juga terbiasa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebiasaan di masing-masing daerah mereka berasal.

Dia tak menampik ada beberapa pondok pesantren memilih untuk membuka secara bertahap sambil menerapkan Protokol Covid secara ketat.

Adapun pemerintah, kata dia, siap membantu memenuhi fasilitas kesehatan dan kebersihan di pondokan-pondokan yang belum memiliki fasilitas lengkap.

"Kementerian PUPR akan segera melakukan assesment terhadap pondok pesantren dan siap membantu menyediakan fasilitas MCK, sanitasi, tempat wudu. Pesantren harus menjadi pusat percontohan hidup kenormalan baru yakni 'hidup bersih dan sehat'," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah pesantren di wilayah Jawa telah mewacanakan untuk membuka lagi aktivitas pendidikan keagamaan meski wabah corona belum berakhir. Di antaranya Pondok Pesantren al-Falah Ploso dan Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Salah satu pengurus Pesantren al-Falah Ploso, M Ma'mun Mahfud mengatakan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan hal-jal yang menjadi panduan new normal dalam proses pembelajaran.

"Mengenai pengaturan ulang bagaimana pelaksanaan nanti pendidikan," ujar Ma'mun dalam dialog virtual dengan Tim Gugus Tugas Covid-19, Selasa (9/6). (tst/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER