Denpasar, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Denpasar,
Bali, mengakui kesulitan untuk melacak klaster atau kelompok penyebaran
Covid-19 di sejumlah pasar. Sementara, Pemkot Bandung mengaku tak memiliki klaster baru meski ada penambahan kasus baru Virus Corona.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, menyebut sejumlah pasar yang menjadi klaster penyebaran Covid-19, yakni Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Gunung Agung, Pasar Pameregan.
Untuk menekan penyebaran Covid-19 di pasar ini, petugas melakukan penutupan pedagang maupun lapak selama 14 hari, penyemprotan disinfektan pagi dan sore, sosialisasi terkait protokol kesehatan, hingga tes massal kepada para pedagang dan warga yang berada di radius 10 meter dari pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pihaknya mengaku kesulitan untuk melakukan pelacakan kontak terhadap pengunjung pasar yang pernah berkontak dekat dengan pedagang yang terkena kasus Corona.
"Kami tidak tahu siapa saja yang berbelanja atau menggunakan jasa mereka. Jadi pengunjung itu yang sulit dilakukan pelacakan," kata Gede Rai, Selasa (9/6).
Diketahui, sejumlah pedagang di beberapa pasar terkonfirmasi positif Corona. Di antaranya, salah satu pedagang sayur diketahui positif Covid-19 di Pasar Pameregan Pasar Pemeregan, pasangan suami istri pedagang di Pasar Badung, pedagang di Pasar Kumbasari, serta keluarga pedagang di Pasar Gunung Agung.
Dewa Rai pun meminta pengunjung pasar yang sempat melakukan kontak agar segera melapor ke Gugus Tugas Covid-19 Kota Denpasar untuk segera mendapatkan rapid test bahkan tes usap atau swab.
"Harus jujur laporkan diri nanti akan dites baik rapid dan swab. Bagi yang merasa bersentuhan langsung dengan pedagang positif Covid-19, harus jujur laporkan diri," katanya.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
Ia mengingatkan 80 persen penanganan Covid-19 akan sukses jika dibantu oleh kedisiplinan dan kejujuran masyarakat.
"Ini sudah transmisi lokal dan kami terkendala pelacakan kontak. Disadari atau tidak virus sudah ada di sekitar kita," katanya.
Dewa Rai mengatakan secara kumulatif kasus Covid-19 di Kota Denpasar sampai Senin (8/6) mencapai 136 kasus positif. Sebanyak 67 di antaranya sembuh, dan dua meninggal dunia.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rita Verita mengaku belum ada klaster baru Corona meski ada peningkatan kasus.
"Enggak [ada klaster baru] lah, cuma empat orang kok klaster. Kalau satu pasar semuanya [baru namanya klaster]. Apalagi [kasus] ojol yang ditemukan cuma dua. Jadi tidak bisa disebut klaster, dan itu juga berdasarkan rapid test, bukan swab," kata dia di Balai Kota Bandung, Senin (8/6).
Dinkes, katanya, telah mengetes secara agresif tiga kelompok yang berisiko tinggi, yaitu kelompok tenaga kesehatan, kelompok pedagang pasar, dan kelompok ojek. Sebelumnya pun, kata dia, Dinkes telah menemukan beberapa kasus positif di ketiga kelompok tersebut.
Berdasarkan pengetesan swab kepada 1.046 pegawai di 30 layanan Puskesmas, 27 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
"Mereka tidak semua terpapar di tempat kerja, ada juga yang di lingkungan rumahnya. Kebetulan ada satpam yang tetangganya positif Covid-19, kemudian terkonfirmasi," ungkap Rita.
 Pasar masih diizinkan buka di tengah PSBB karena jadi salah satu sektor yang dikecualikan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.) |
Selain tenaga Kesehatan, kasus juga ditemukan di pasar tradisional. Sebanyak empat orang pedagang pasar dinyatakan positif terpapar Covid-19.
"Dari 1.044 pedagang di 43 pasar, 45 orang reaktif terhadap rapid test. Sudah ditindaklanjuti dengan swab. Hasilnya, empat orang dinyatakan positif," ujar Rita.
Keempat orang tersebut terdiri dari satu orang pedagang Pasar Ciharugeulis, satu orang pedagang Pasar Sadang Serang, dan dua orang Pasar Leuwipanjang. Atas penemuan tersebut, PD Pasar Bermartabat langsung menutup di salah satu blok pasar tersebut.
"Saya tanya ke Direktur Pasar, apa sih kegiatan yang mereka lakukan? Begitu pagi-pagi datang ke pasar, dia di jongko itu saja tidak ke mana-mana karena melayani pembeli. Sehingga tentu saja blok itu saja yang ditutup, karena pasar itu luas," kata Rita.
Ke depan, pihaknya akan menguji kepada sejumlah pedagang pasar yang diduga berinteraksi intensif dengan pasien positif. Saat ini, para pedagang diminta untuk melakukan karantina mandiri.
Sementara itu, pelacakan terhadap ojek masih berlangsung. Hingga saat ini, Dinkes baru mengetes tiga pangkalan ojek di kawasan Jalan Muhamad Ramdan dan depan Puskesmas Pasundan.
"Baru tiga pangkalan. Dari 45 orang, ada dua orang yang rapid-nya reaktif. Sudah ditindaklanjuti dengan swab dan sedang menunggu hasil," katanya.
Tiga Kasus BayiSementara itu, seorang bayi perempuan (2 bulan), di Kelurahan Piai Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang, dinyatakan positif Covid-19 akibat tertular dari keluarganya.
 Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen |
"Anggota keluarganya 18 orang. Semuanya sudah dites. Dua belas orang positif, enam orang negatif. Mereka tinggal di satu rumah. Kamar mandinya satu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Feri Mulyani, kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (9/6).
Feri mengatakan bahwa bayi dan semua anggota keluarganya yang positif Covid-19 itu dikategorikan sebagai orang tanpa gejala (OTG) karena tidak mengalami gejala klinis. Mereka pun sudah dikarantina di Padang. Untuk sang bayi, Feri menyebut kemungkinan isolasinya dilakukan di RS.
"Dia tidak mungkin diisolasi mandiri di rumah karena rumahnya tidak memungkinkan untuk itu," imbuhnya.
Dengan kasus ini, Feri mengatakan Padang memiliki tiga kasus bayi (anak berusia di bawah satu tahun) positif Covid-19. Dua bayi yang lebih dulu positif kini sudah sembuh.
Selain itu, terdapat 42 orang anak yang berusia di bawah 18 tahun yang positif Covid-19.
(put/hyg/adb/arh)
[Gambas:Video CNN]