Empat Pedagang Pasar Leuwipanjang Bandung Reaktif Rapid Test

CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2020 20:51 WIB
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/4/2020). Sedikitnya 700 warga Kota Bandung mengikuti Rapid Test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Bandung. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.
Foto ilustrasi rapid test di Bandung. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung terus melakukan pelacakan terhadap temuan kasus positif virus corona (Covid-19) di tiga pasar tradisional dengan menggelar pengetesan secara masif melalui rapid test. Hasilnya, sebanyak empat orang reaktif Covid-19 dalam pengetesan di Pasar Leuwipanjang, Bandung.

"Kami sudah lakukan [rapid test] di Pasar Leuwipanjang, semua sekitar 150 pedagang. Hasilnya, ada empat reaktif dan sudah ditindaklanjuti dengan swab test. Orangnya sudah isolasi dan masih menunggu hasil tes swab," kata Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita, Jumat (12/6).

Lebih jauh Rita mengungkapkan, untuk rapid test di dua pasar lainnya yakni Pasar Sadang Serang dan Pasar Haurpancuh bakal dilaksanakan pekan ini.

"Para petugas medis Dinkes sudah siap. Tinggal menunggu koordinasi bersama PD Pasar Bermartabat," ucapnya.

Rita mengatakan, rapid test di Pasar Sadang Serang akan menyasar sekitar 200 orang. Sedangkan di Pasar Haurpancuh lebih sedikit karena yang terjangkit adalah Pedagang Kaki Lima (PKL).

Selain pasar, Rita memastikan rapid test juga akan terus dilakukan secara massal. Dinkes Kota Bandung perlu memetakan agar penanganan virus corona di Kota Bandung tetap terkendali.

Rita menyatakan hingga saat ini sudah dilakukan 11.332 rapid test. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.270 di antaranya ditindaklanjuti dengan tes swab melalui Laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2). Dinkes menargetkan menguji hingga 15.000-18.000 sampel.

Dia menerangkan saat ini juga tengah menginventarisasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketersediaan alat untuk melakukan rapid test kepada aparat kewilayahan.

"Kami harus agresif melacak ke kelompok risiko tinggi. Kami perhatikan, termasuk aparat kewilayahan. Saat ini masih menghitung kekuatan kami," ujar Rita.

Dari data terbaru kondisi kasus Covid-19 di Kota Bandung saat ini terdapat 167 orang yang terpapar. Secara keseluruhan masih dalam tahap perawatan dan sebagian besar lainnya tengah melakukan isolasi.

"Kasus positif aktif ada 167 orang. Sebanyak 55 orang. Sisanya, ada yang di gedung BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) dan ada juga isolasi mandiri di rumah sendiri," tuturnya.

Dua Terminal Beroperasi

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung berencana membuka kembali operasional Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum untuk jalur bus mulai Sabtu (13/6). Pembukaan operasi untuk bus ini hanya untuk trayek ke sejumlah daerah yang terdata sebagai zona kuning atau zona hijau, seperti wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah 9 sudah memberikan data kepada kami, zona merah belum diizinkan dibuka. Contoh Lebak Bulus itu kemarin belum dibuka, tapi kami dapat informasi hari ini zonanya sudah kuning dan sudah dibuka. Jadi, di luar zona merah boleh beroperasi," kata Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung, Khairul Rizal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizal mengungkapkan, sebelumnya sudah dilaksanakan rapat koordinasi bersama para pengelola bus perihal kebijakan operasional selama masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan itu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 41 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Permenhub Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Selain itu, kata dia, sejumlah kebijakan juga disesuaikan dengan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Pedoman dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Transportasi Darat Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Untuk Mencegah Penyebaran Covid-19. Di antaranya berkenaan dengan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat.

"Untuk penumpang wajib pakai masker, melalui lorong disinfektan, kemudian kami siapkan hand sanitizer, thermo gun, pokoknya standar protokol kesehatan. Calon penumpang yang memiliki gejala Covid-19 seperti batuk, pilek demam tinggi, tidak kami sarankan," ujarnya.

Setiap agen atau pul bus yang berada di luar terminal juga diminta untuk menerapkan standar protokol kesehatan secara optimal. Sedangkan untuk transaksi pembelian atau penjualan tiket diselesaikan sebelum menaiki bus.

"Penjualan tiketnya tidak di dalam bus. Nanti ada meja atau loket yang disiapkan di bawah. Jadi nanti masyarakat beli dulu tiket, baru naik bus. Di dalam bus juga disarankan tidak terjadi percakapan," kata Rizal menjelaskan.

Khusus untuk Kota Bandung, Rizal menyebutkan, penumpang dibatasi maksimal hanya 50 persen dari kapasitas bus. Hal itu mengingat Kota Bandung ataupun daerah tujuan cukup banyak yang berada dalam zona kuning sehingga harus tetap waspada.

"Menurut peraturan menteri nomor 41 Tahun 2020 memang 50 persen sudah dihapus bahkan memungkinkan 75 persen. Tapi untuk Bandung di tahap awal kita baru mengizinkan maksimal 50 persen, agar physical distancing di dalam bus masih tetap terjaga. Apalagi kondisi penumpang belum stabil," terangnya.

Rizal juga menyatakan, akan ada pembatasan antrean bus di dalam terminal. Jumlah yang diperbolehkan tidak lebih dari lima bus untuk setiap trayeknya.

Dari hasil rapat koordinasi juga telah disepakati bahwa bus hanya mengangkut penumpang dari terminal saja. Bus dilarang mengangkut penumpang selama perjalanan.

"Kalau di luar terminal protokol kesehatan tidak terdeteksi. Kami berharap penumpang naik dan turun di terminal. Pintu masuk di terminal yang dibuka hanya satu dan semua melalui protokol kesehatan yang ketat. Dari dinas kesehatan juga menyiagakan personelnya," ujarnya.

Rizal memastikan, Dishub akan memantau secara ketat operasional bus. Utamanya, saat kembali memulai aktivitas di terminal agar bisa berjalan sesuai dengan aturan guna menghindari penyebaran Covid-19.

"Kami akan mengawasinya. Akan ada sanksi apabila ada perusahaan yang tidak melaksanakan kesepakatan dalam forum rapat kemarin. Sanksinya tidak boleh masuk operasional terminal lagi," kata Rizal.

(hyg/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER