Surabaya, CNN Indonesia -- Aplikator ojek daring (
online) telah mengembalikan fitur dan memperkenankan para mitra pengemudinya (
driver) untuk mengangkut penumpang di wilayah
Surabaya, Jawa Timur.
Fitur tersebut sebelumnya di-nonaktifkan karena masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan penularan virus corona (Covid-19).
Menanggapi hal tersebut, Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI), Daniel Lukas Rorong, mengatakan pihak menyambut baik atas dibukanya kembali layanan penumpang untuk roda dua, di wilayah Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mewakili rekan-rekan ojol berterima kasih pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah kota Surabaya atas diizinkannya kembali untuk beroperasi layanan penumpang ojol," kata Daniel, Selasa (16/6).
Penelusuran
CNNIndonesia.com Selasa (16/6) siang, fitur GoRide kembali tersedia di aplikasi Gojek. Namun pada Grab, fitur GrabBike belum nampak aktif. Oleh karena itu, PDOI Jatim pun berharap Grab juga bisa segera membuka fitur GrabBike-nya.
Ia pun berpesan pada seluruh rekan-rekan ojol, agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Ojol diwajibkan memakai masker dan sarung tangan selama menjalankan tugasnya. Untuk konsumen, diimbau untuk menggunakan masker dan harus membawa helm sendiri," ujarnya.
Mengenai kewajiban menggunakan masker, Daniel menjelaskan, pihak pengemudi dan penumpang dapat membatalkan pesanan jika salah satu tidak memakai masker selama perjalanan.
"Ini demi keamanan dan kesehatan bersama," ujar Daniel, yang juga merupakan satu penggugat Permenhub 108 yang dikabulkan Mahkamah Agung.
Selain itu, ojol dan penumpang diharapkan menyediakan hand sanitizer sendiri serta seminimal mungkin menghindari kontak langsung.
Meski demikian Daniel mengatakan pihaknya belum menggunakan sekat seperti halnya yang terjadi di Jakarta, ia menyebut sampai hari ini, ojol Surabaya masih belum mendapatkan fasilitas itu dari pihak aplikator.
"Kami masih coba berkomunikasi dan mencari info, apakah penyekat itu disediakan oleh pihak aplikator atau bagaimana. Lalu, apakah itu gratis nantinya atau harus bayar dan ditanggung sendiri oleh mitra ojol, ini juga kami masih koordinasi dengan pihak aplikator," ujarnya.
Lebih lanjut, dengan dibukanya kembali layanan penumpang di wilayah Surabaya ini, ia berharap pendapatan yang diperoleh para ojol bisa kembali meningkat. Untuk diketahui, selama masa pandemi dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, kata Daniel, penghasilan ojol rata-rata menurun drastis hingga 50 persen.
"Untuk itu, kami berpesan dan berharap agar rekan-rekan ojol Surabaya dapat mematuhi protokol kesehatan selama masa transisi new normal. Ini untuk mencegah penyebaran virus Corona agar tidak meluas di wilayah Surabaya," katanya.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Masyarakat, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tunjung Iswandaru, mengatakan pihaknya telah menyusun protokol kesehatan bagi transportasi umum termasuk para ojol.
Pemkot Surabaya meminta ojol untuk membawa sekat partisi, penghalang droplet, yang nantinya bisa memberikan rasa aman bagi driver dan penumpang.
"Ojol sudah boleh angkut penumpang, tapi harus dilapisi partisi, sehingga [menghalangi] kalau ada percikkan atau droplet akan mengenai jaket, membahayakan," ujarnya.
Selain itu, pihak aplikator juga diminta untuk rutin mengecek kondisi drivernya dan melakukan penyemprotan kendaraan dengan cairan disinfektan.
"Yang paling penting adalah, kendaraan yang digunakan agar tetap steril. Kita sudah minta ke aplikator untuk di kasih di sistem, jadi kita nanti tau bahwa kendaraan sudah didesinfektan jam berapa," kata dia.
(frd/kid)
[Gambas:Video CNN]