Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menyelidiki kasus penyebaran hoaks tentang peretasan Sistem Informasi Personel Polri (SIPP).
Informasi soal peretasan itu disampaikan oleh akun Twittter @secgron. Dalam cuitannya, akun tersebut menyampaikan bahwa seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri.
"Dittipidsiber Bareskrim Polri masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap pelaku serta motif dari penyebar hoax database SIPP anggota Polri tersebut," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono, Rabu (17/6).
Awi menyebut Polri telah menyelidiki screenshot atau tangkapan layar yang beredar di media sosial terkait peretasan SIPP tersebut.
Dari penyelidikan itu, disampaikan Awi, tangkapan layar tersebut tidak sama dengan sistem yang dimiliki Polri dan dipastikan hoaks.
"Variabel screenshot yang beredar di media sosial tidak sama dengan SIPP yang digunakan oleh SSDM Polri saat ini," ujar Awi.
![]() |
Akun Twitter @secgron menuturkan selain berhasil membobol, peretas juga dengan mudah mencari hingga mengganti data anggota Polri.
"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut. Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor :(," demikian keterangan dalam unggahan tersebut.
Tak hanya itu, akun itu juga menyampaikan bahwa akses ke aplikasi untuk mengakses dan mengganti data tersebut dijual seharga US$1.200 atau setara Rp17 juta. Sementara untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga US$2.000 atau setara Rp28,5 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT