Kapolri Diminta Beri Pemahaman Demokrasi ke Anak Buah

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 20:10 WIB
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis saat rilis akhir tahun Polri. Jakarta, Sabtu, 28 Desember 2019. CNNIndonesia/Adhi Wicaksono.
Kapolri Jenderal Idham Azis diminta memberi pemahaman demokrasi kepada jajarannya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Barikade Gus Dur meminta Kapolri Jenderal Idham Azis memberi pemahaman tentang demokrasi kepada jajarannya usai Polres Kepulauan Sula, Maluki Utara, memeriksa Ismail Ahmad karena mengutip guyon Gus Dur soal 'tiga polisi jujur'

Gerakan yang dipimpin mantan ajudan Gus Dur, Priyo Sambadha itu mengecam keras tindakan kepolisian yang mempermasalahkan unggahan Ismail di media sosial tersebut.

"Mengimbau kepada Bapak Kapolri untuk lebih memberikan pemahaman tentang demokrasi kepada para bawahannya, utamanya para penanggung jawab keamanan wilayah," kata Priyo dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Priyo turut meminta Idham mencopot Kapolres Kepulauan Sula. Barikade Gus Dur menilai Kapolres Sula tak kapabel dalam jabatannya dan membahayakan proses demokratisasi di Tanah Air.

Ia menyebut tindakan kepolisian itu juga telah mencederai kebebasan rakyat dalam menyatakan pendapat. Barikade Gus Dur, kata Priyo, siap mengawal Ismail jika kepolisian melanjutkan proses hukumnya.

"Kami para kader Gus Dur akan sekuat tenaga mendampingi dan membela yang bersangkutan, termasuk dalam proses legal formal," ujarnya.

Priyo mengingatkan polisi bahwa guyonan yang diunggah Ismail berasal dari kutipan Gus Dur. Ia menyinggung Gus Dur telah berjasa dalam memisahkan Polri dengan TNI di awal masa reformasi.

"Sehingga Polri mampu lebih mandiri dan fokus terhadap tupoksinya, yaitu keamanan negeri," tutup dia.

Sebelumnya, Polres Kepulauan Sula memeriksa Ismail Ahmad terkait unggahan di Facebook. Ismail mengunggah kutipan, "Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng."

Kalimat itu adalah salah satu kutipan terkenal dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ismail mengaku diminta meminta maaf agar kasus tersebut tak berlanjut. Ia lantas menyampaikan permintaan maaf dalam sebuah konferensi pers di Mapolres Kabupaten Kepsu, Selasa (16/6) kemarin.

Tindakan kepolisian itu pun memicu kritik publik. Tagar #IndonesiaDaruratHumor hingga saat ini masih bercokol dalam jajaran trending topic di Twitter.

Putri Gus Dur, Alissa Wahid menyayangkan langkah polisi tersebut. Alissa menyebut masalah ini membuktikan sekat kebebasan berpendapat dan rasa ketersinggungan sejumlah pihak di Indonesia sangat tipis.

Menurut Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu, polisi seharusnya menuntut Gus Dur jika mempermasalahkan lelucon tersebut. Selain itu, Alissa menilai tindakan polisi memanggil Ismail merupakan bentuk intimidasi negara terhadap warganya.

(dhf/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER