Warga Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mengusir sebelas pekerja asal Medan, Sumatera Utara, yang merupakan zona merah penyebaran Covid-19, Kamis (19/6) malam.
Salah seorang warga Desa Lapang, Ben, mengaku kedatangan pekerja dari zona merah Corona ini sebenarnya telah terjadi dua kali. Tidak ingin menjadi langganan kejadian serupa, warga meminta Gugus Tugas Covid-19 untuk memulangkan sebelas pekerja itu.
"Malam ini segera angkat kaki, tidak boleh ada di Desa Lapang, sudah kedua kali. Pembohong, artinya ditipu kami, sebab sudah perjanjian tidak boleh orang luar [masuk]. Ternyata KTP mereka yang kerja orang Medan," kata Ben, dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Jumat (19/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, para pekerja tersebut sempat tinggal satu hari di Desa Lapang. Namun, mereka memilih tidak melapor kepada perangkat desa sehingga membuat warga sekitar resah.
Mereka sempat memohon untuk bisa tinggal dan bekerja untuk beberapa hari ke depan. Warga tak mengizinkannya sebab domisili mereka telah ditetapkan Pemerintah sebagai zona merah Covid-19. Mereka pun diminta untuk keluar dari Aceh Barat dini hari itu juga.
Selain itu, para pekerja yang tiba sepekan lalu di Aceh Barat itu diketahui tidak mengantongi surat izin tinggal dari pemerintah Desa setempat dan surat keterangan bebas Virus Corona dari Rumah Sakit.
"Kalau dilihat dari permohonan masyarakat dipulangkan malam ini, kebetulan suhu tubuh mereka tidak ada masalah. Namun kita khawatir mengingat kondisi Aceh saat ini [kasus positif covid-19] meningkat," ujar Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Barat Irsadi Aristora.
![]() |
Sebelumnya, 20 pekerja asal Medan turut mengalami kejadian serupa saat baru tiba di Meulaboh, Aceh Barat, Minggu (31/5).
Terpisah, puluhan warga Aceh Selatan, Aceh, mendatangi Rumah Sakit Umum Yuliddin Away (RSUYA) di Tapaktuan, untuk memberikan dukungan kepada seorang warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 berinisial RR (18), Kamis (18/6) sore.
Warga tersebut datang membentangkan spanduk yang bertuliskan kata-kata motivasi agar pasien tetap kuat untuk menghadapi virus tersebut. Sebagian warga juga membawa bingkisan yang berisi makanan untuk pasien selama menjalani isolasi di rumah sakit.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh Selatan, Cut Syazalisma, mengatakan aksi dari warga tersebut bagian dari untuk menghapus stigma negatif terhadap pasien positif Corona sehingga pasien tidak merasa dikucilkan.
"Warga memberikan dukungan agar bisa menguatkan dan memotivasi pasien dalam menghadapi situasi yang dialami. Ini juga bagian dari aksi untuk menghapus stigma buruk ke pasien positif Covid-19," kata Cut Syazalisma kepada CNNIndonesia.com.
Cut Syazalisma mengatakan, pasien awalnya berkunjung ke Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara untuk urusan keluarga.
Saat balik dari Deli Serdang, di pos perbatasan Aceh Selatan RR mengikuti rapid test dengan hasil reaktif Corona. Tim Gugus Tugas Covid-19 kemudian melakukan uji swab kepada RR dengan hasil positif Corona.
"Sehingga kita menempatkan RR di ruang isolasi RSUYA," katanya.
![]() |
Secara keseluruhan, kasus Corona di Provinsi Aceh, per Kamis (18/6), mencapai 38 orang. Dari angka itu, 20 orang telah pulih sementara dua lainnya meninggal dunia.
Aceh Utara merupakan salah satu Kabupaten yang menyumbang angka positif terbanyak sehingga dikategorikan Pemprov sebagai zona merah corona.
Sementara, Kabupaten Aceh Barat, per Kamis (18/6), masih nihil Corona.
(arh/khr/dra/arh)