Gugus Tugas Jatim Dorong Pemkot Surabaya Terapkan PSBB Lagi

CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2020 15:47 WIB
Polisi memasang  'water barrier' di Bundaran Waru, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/4/2020). Petugas gabungan memperketat akses masuk ke Surabaya dengan melakukan screening atau pemeriksaan kepada warga di hari pertama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik  Suhartono/foc.
Ilustrasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Surabaya, Jawa Timur (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya, CNN Indonesia --

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika laju penularan virus corona (Covid-19) kembali meningkat.

Diketahui, saat ini Surabaya menerapkan PSBB transisi dari 8 hingga 22 Juni. PSBB sudah pernah dilakukan sejak 28 April.

"PSBB atau lockdown bisa dilakukan [kembali di Surabaya] kalau rate of transmission meningkat," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi di Surabaya, Kamis (18/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan kajian epidemiologi, attack rate di Surabaya tercatat mencapai 139,7 per 100.000 penduduk selama lebih dari sepekan PSBB dihentikan. Angka itu meningkat dari attack rate Surabaya saat PSBB dihentikan pertama kali, yakni sebanyak 90 per 100.000 penduduk. Kemudian untuk transmission rate (laju penularan), Kota Surabaya saat ini adalah 1,22.

Joni mengatakan kajian epidemiologi itu bisa dijadikan pertimbangan Pemkot Surabaya untuk mengambil kebijakan tertentu guna menekan laju penularan virus corona.

"Monggo daerah setempat melakukan review," kata Joni.

Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Heru Tjahjono menegaskan pihaknya tidak berwenang untuk menerapkan PSBB di Surabaya. Hanya sebatas memberi data kajian epidemiologi tentang laju penularan virus corona.

Pemkot Surabaya yang memiliki wewenang jika ingin kembali menerapkan PSBB. Itu pun harus didasari pertimbangan dan kajian yang lebih mendalam.

"Kami menilai mesti harus dengan data, dengan bukti-bukti lapangan, Covid-19 Hunter sudah berjalan, bantuan Rapid Test, PCR berjalan, itu artinya ingin menggali sampai di mana sebetulnya tingkat penularan penanganan Covid-19 tersebut," ujar Heru.

Terpisah, Wakil Ketua Bidang Humas Gugus Tugas Covid-19 Surabaya, M. Fikser menuturkan bahwa pihaknya berharap PSBB tak digelar lagi di Surabaya. Ia meminta warga Surabaya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Makanya kita berharap masyarakat untuk sama-sama jangan sampai PSBB itu terjadi di Surabaya. Patuhi protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah. Disiplin menjadi kunci untuk tidak terkena Covid-19," ujar Fikser.

Fikser mengatakan saat ini Pemkot Surabaya sedang bekerja keras menekan angka kasus Covid-19 dan menggerakkan kembali roda perekonomian yang sempat lesu akibat tiga tahap pelaksanaan PSBB.

"Artinya masyarakat sudah merasakan PSBB beberapa kali. Mereka juga ingin ekonomi bergerak. Tapi kesehatan jiwa, keselamatan jiwa itu juga sangat penting. Jadi kita berharap juga hal itu tidak terjadi di Surabaya. Dua-dua itu bisa berjalan," katanya.

(frd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER