Pencegahan dan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 menjadi tugas bersama. Tak terkecuali di Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Selain membentuk tim penanganan sebagai garda terdepan, Desa Tenjolaya juga menyiapkan rumah isolasi agar para perantau bisa menjalani karantina.
Kepala Desa Tenjolaya Ismawanto Somantri menjelaskan, ide awal menyiapkan rumah isolasi tersebut lantaran banyak warganya yang pulang kampung dari perantauan di sekitar Jakarta. Kejadiannya berangsur sekitar akhir Maret hingga April.
"Jadi, awal kita buat rumah isolasi ketika ada pemberitaan soal Covid-19 dari media. Nah, pada waktu itu ada orang sini yang pulang merantau, tiba-tiba besoknya istrinya mengalami demam. Lalu ada kecurigaan pihak keluarga itu corona," kata Ismawanto saat ditemui di Balai Desa Tenjolaya, Rabu (24/6).
Mendapati informasi yang berseliweran di desanya, Ismawanto pun meminta agar warga tersebut memeriksakan diri ke Puskesmas.
"Karena itu belum pasti corona, saya hubungi Puskesmas dan mereka sudah siap dengan APD (Alat Pelindung Diri) kemudian melaksanakan rapid test. Ternyata setelah dites Alhamdulillah hasilnya negatif," ucap Ismawanto.
Ismawanto menyadari pihaknya perlu menyiapkan rumah isolasi tersebut khusus untuk pendatang yang masuk ke desanya. Jika si perantau sadar dan belum mau pulang ke rumah maka rumah isolasi adalah pilihan tepat selama masa isolasi diri.
"Setelah itu kita harus bikin rumah isolasi. Kita sewa sebuah rumah kosong dibayar per bulan dengan membujuk yang punya rumah bersedia dan ternyata bersedia," katanya.
Tak sulit menemukan rumah isolasi Desa Tenjolaya. Lokasinya tepat berada di depan Balai Desa Tenjolaya yang berjarak sekitar 300 meter dari Jalan Raya Soreang-Ciwidey.
Banner bertuliskan 'Desa Tangguh Mandiri' terpampang mencolok. Hal itu tak lepas karena Desa Tenjolaya telah menjadi desa terbaik dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kabupaten Bandung.
Adapun luas rumah isolasi berukuran 448 meter persegi. Bangunannya terbuat dari bilik bambu dan berlantai kayu berwarna coklat.
Sebagaimana fungsi rumah biasa, tempat isolasi ini dilengkapi dengan kursi, meja, meja makan, dua buah ruang tidur, dua kamar mandi, ruang tamu, dan ruang tengah. Selain itu, disediakan dapur umum sekaligus gudang penyimpanan logistik.
Rumah itu tadinya hanya rumah kosong milik seorang bidan desa bernama Elis Muliani. Sang pemilik rumah tak keberatan dipakai untuk dijadikan tempat karantina.
Elis, bidan sekaligus pemilik rumah mengaku senang bisa membantu upaya pencegahan Covid-19 di desa. Ibu tiga anak ini tinggal tepat di samping rumah isolasi tersebut.
"Pas awal ada Covid-19 itu kan kita bentuk tim tingkat desa lalu Pak Kades bilang mesti ada rumah isolasi untuk jaga-jaga. Kebetulan rumah ini kosong. Jadi pakai ini saja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah Elis sendiri sempat menjadi tempat menyimpan logistik Pemilu pada 2019 lalu. Saat ini rumah tersebut dikhususkan untuk warga yang melakukan perjalanan dari zona merah untuk kemudian menjalani karantina.
"Jadi, nanti kita akan lakukan rapid tes. Kalau ditemukan ada yang reaktif, itu langsung isolasi di rumah isolasi. Kalau nantinya ada tes swab itu kita koordinasi dengan pihak Puskesmas dan langsung ditangani Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung," ujarnya.
![]() |
Ismawanto menyatakan, berdasarkan data yang dimilikinya saat ini, sudah ada seratusan warganya yang pulang dari luar kota dan mengisolasi diri di rumahnya masing-masing.
"Saya memberi instruksi ke RT/RW apabila ada warga yang datang dari luar daerah dimohon segera melaporkan agar kami bisa bergerak cepat mengantisipasi. Mereka diminta diam di rumah 14 hari. Hampir rata-rata semua melapor ke kita," ujarnya.
Dari sekitar 100 orang yang menjalani isolasi mandiri tersebut, empat di antaranya menjalani rapid tes. Semua hasilnya negatif. Pihaknya pun mengklaim saat ini Desa Tenjolaya masuk zona hijau.
"Sekarang memang suasananya lebih tenang. Tapi saya juga menyimpan kekhawatiran karena masih mungkin terjadi Covid-19 gelombang yang baru, sehingga kami tidak menganggap ini sudah selesai. Rumah isolasi inilah harapan kami," ujarnya.
Guna melengkapi kebutuhan menghadapi pandemi Covid-19 ini, Ismawanto telah menganggarkan dana desa untuk pemenuhan kebutuhan penghuni ruang isolasi, seperti pengadaan kasur, kebutuhan mandi dan lain lain.
Nantinya di lokasi isolasi tersebut akan ditugaskan relawan dari PKK dan bidan desa untuk memantau kondisi warga yang harus diisolasi.
![]() |
Selain itu, Ismawanto menuturkan pihaknya juga sudah membagikan masker sebanyak 28 ribu, melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin, dan menyediakan 34 cuci tangan portabel yang disebar ke RW-RW.
Warga Desa Tenjolaya kebanyakan berprofesi sebagai petani. Hasil taninya berupa sayur, teh, dan kopi. Bahkan sejumlah tanaman ada yang menjadi unggulan yakni hasil pertanian organik.
"Hasilnya, ada yang dikemas dengan baik, dikirim ke Jakarta dan Bandung raya. Pertanian organik ini jadi nilai tambah bagi penghasilan warga," kata Ismawanto.