Tito Minta Jatim Tiru Bali Pakai Local Wisdom Tangani Corona

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2020 19:51 WIB
Mendagri Tito Karnavian memberikan keteranagan di Kementrian Dalam Negeri. Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019. CNNIndonesia/Adhi Wicaksono.
Mendagri Tito Karnavian meminta Pemprov Surabaya mencontoh penanganan Corona di Bali. (Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur belajar dari Pemprov Bali dalam mengendalikan Virus Corona (Covid-19) lewat kearifan lokal atau local wisdom.

Dia menilai Bali secara efektif dalam melibatkan tokoh-tokoh adat dan masyarakat terkait pengendalian Corona dan saat normal baru (new normal) dilaksanakan.

"Ini kita berkaca dengan kasus Bali. Kenapa bisa lebih terkendali? Karena sistem budaya dan sistem sosial masyarakatnya yang lebih homogen dan kemudian taat kepada para tokoh dan sistem desa adatnya yang kuat sekali, dan di situ ada pecalang-pecalang itu sangat luar biasa," kata Tito dalam kunjungan kerja ke Surabaya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Tito meminta Surabaya dan Jawa Timur bisa belajar dengan menggandeng tokoh-tokoh masyarakat dan agama setempat untuk menekan penularan Corona.

Terlebih lagi, kata dia, Jatim sendiri identik dengan wilayah basis muslim dan memiliki banyak pondok pesantren. Sehingga, Pemprov Jatim bisa menggandeng para ustaz dan kiai kharismatik untuk bersama berkolaborasi menekan Corona.

"Sehingga ini membuat bagaimana situasi Surabaya, Jatim memanfaatkan local wisdom ini, yang punya local wisdom adat setempat, bagaimana ketaatan kepada ustaz, kyai, kepada tokoh adat ini perlu masuk ke situ," kata dia.

Tak hanya itu, Tito juga meminta Pemda bisa memanfaatkan struktur pemerintahan terkecil seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Hal itu bertujuan untuk mensosialisasikan cara penanganan dan pencegahan virus corona di tiap-tiap lingkup terkecil masyarakat.

"Daerah yang heterogen mau tidak mau menggunakan struktur formal yaitu dari bertingkat sampai dengan ke kampung RT/RW," kata dia.

Selin itu, Tito juga meminta Pemda mengkaji kemungkinan diterapkan sanksi hukum atau sanksi sosial pada pelanggar penerapan protokol kesehatan selama new normal ini.

Mengingat, kata dia, para ilmuwan di seluruh dunia masih mencari formula khusus untuk vaksin Covid-19. Disisi lain, kehidupan harus tetap berjalan dengan penerapan new normal sesuai protokol kesehatan.

"Karena ini tidak gampang apalagi di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, tidak gampang karena heterogen, individualistiknya tinggi," kata Tito.

Jatim dan Surabaya sendiri jadi wilayah dengan peningkatan kasus Corona tinggi. Presiden Jokowi, dalam kunjungan kerjanya di wilayah ini, Kamis (24/6), menyoroti tingkat kepatuhan warga yang rendah terhadap protokol kesehatan.

Jatim saat ini berada di posisi teratas jumlah positif corona yakni 10.901. Jumlah ini melampaui jumlah kasus corona di DKI Jakarta dengan jumlah 10.796 kasus.

(rzr/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER