Aksi bertajuk Bela Martabat Bung Karno sebagai penggali pancasila dan pemersatu bangsa digelar di Titik Nol Km, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (29/6). Aksi yang digagas Elemen Nasionalis Marhaenis tersebut diwarnai perusakan simbol keranda bertuliskan Hizbut Tahrir Indonesia.
Sekretaris Front Pemuda Marhaenis DIY, Antonius Fokki Ardiyanto mengatakan aksi perusakan keranda tersebut sebagai simbol bahwa kekuatan nasionalis Marhaenis siap untuk menghadapi setiap paham atau ideologi lain.
"Salah satunya khilafah yang akan mengganti dasar Negara Pancasila," kata Fokki di lokasi demo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun demikian, Fokki membantah bahwa aksi tersebut sebagai bentuk balasan atas pembakaran bendera partainya oleh sekelompok demonstran yang menolak RUU HIP di Jakarta, baru-baru ini.
"Itu (pembakaran bendera) menjadi urusannya PDI Perjuangan. Kami di sini lebih concern kepada harkat dan martabatnya Bung Karno sebagai founding Father," tegas Fokki yang juga kader PDIP ini.
Menurutnya, aksi ini sengaja digelar karena akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang sengaja mempropagandakan bahwa trisila dan ekasila yang masuk dalam RUU HIP sebagai kebangkitan PKI atau komunisme.
Fokki menduga isu komunis ini sengaja direproduksi untuk kepentingan kekuasaan. Pihaknya menyayangkan tuduhan PKI terhadap Bung Karno yang notabene adalah founding father bangsa ini.
Dalam aksi kali ini mereka juga menyampaikan lima poin pernyataan sikap. Di antaranya, menegaskan bahwa Trisila dan Ekasila adalah satu kesatuan dalam proses lahirnya Pancasila.
Selain itu, mereka juga mendukung penuh terhadap kepolisian yang mengambil tindakan hukum tegas terhadap oknum maupun kelompok yang melakukan pelanggaran hukum yang berlaku di Indonesia.
(ain/sut/ain)