Ketua Konsorsium Penelitian dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti menyatakan butuh biaya besar untuk mengembangkan vaksin virus corona (Covid-19). Ghufron menaksir harga vaksin per orang adalah sebesar Rp75 ribu.
"Jika harga vaksinnya US$5 atau Rp75 ribu maka paling tidak kita membutuhkan Rp26,4 triliun," ujar Ghufron dalam konferensi pers, Kamis (2/7).
Perkiraan biaya ini dihitung dengan rumus viro yang digunakan untuk menghitung berapa orang yang perlu divaksin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan formula tersebut, kata Ghufron, dibuat perhitungan bahwa satu orang dapat menularkan virus hingga tiga orang. Kemudian dilakukan perhitungan dengan mengalikan 2/3 (dua per tiga) dan 260 juta penduduk Indonesia sehingga didapatkan hasil 176 juta unit vaksin.
Dari jumlah tersebut, jika satu orang perlu divaksin dua kali maka perlu 352 juta unit vaksin bagi penduduk.
"Biaya tentu saja besar dan butuh banyak usaha dari semua pihak, peneliti, akademisi, serta investor," katanya.
Menurut Ghufron, proses pemberian vaksin juga tak bisa diberikan sekaligus. Butuh waktu sekitar satu tahun untuk memvaksin penduduk yang membutuhkan.
"Setelah vaksin siap setidaknya kita perlu satu tahun untuk memvaksinasi semua orang itu," jelasnya.
Pemerintah diketahui telah melakukan uji coba penemuan vaksin dengan bekerja sama bersama negara lain.
Salah satunya adalah kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. Uji klinis fase kedua penelitian vaksin virus corona ini akan dilakukan Agustus mendatang.
Sementara untuk penelitian vaksin yang dikerjakan Bio Farma dan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd, telah melewati uji klinis fase pertama.
(psp/pmg)