Kemendikbud: Pecah Rekor, 95 Persen Peserta SBMPTN Ikut UTBK

CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2020 16:43 WIB
Peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sedang melaksanakan ujian di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020. UTBK tahap 1 dilaksanakan pada tanggal 5-12 Juli 2020 dengan jumlah total peserta yang tercatat mengikuti tes sebanyak 42.463 orang. CNN Indonesia/Bisma Septalisma
Peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) SBMPTN sedang melaksanakan ujian di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta, 5 Juli 2020. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Depok, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan 95 persen peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menghadiri pelaksanaan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK).

"Jumlah peserta hadir hari kemarin di atas 95 persen. Ini rekor juga. Selama ini normalnya [di tahun sebelumnya] yang hadir malah di bawah 90 persen. Tahun lalu 85 sampai 86 persen," ungkapnya di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (6/7).

Ia menjelaskan setidaknya ada 579.069 peserta yang tercatat mengikuti UTBK gelombang pertama. Pada hari pertama ada sekitar 80 ribu peserta yang sudah mengikuti ujian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah tersebut tak sampai 10 orang yang ditemukan tak bisa mengikuti ujian karena kendala syarat.

UTBK dilakukan tatap muka dengan syarat suhu tubuh peserta tidak boleh melebihi 37,5 derajat celcius.

Pada sejumlah daerah, seperti Surabaya, bahkan peserta diharuskan mengikuti rapid test dan hasilnya harus dinyatakan tidak reaktif.

"Sejauh yang kita pantau dari peserta hari pertama, hanya ada satu atau dua orang yang dijumpai [suhu di atas rata-rata atau reaktif]," ujar Nizam.

Nizam pun menjelaskan peserta yang tak bisa ikut gelombang pertama ini bisa digeser ke tahap dua pada 20 hingga 29 Juli 2020.

Namun, bagi yang diindikasikan sakit karena demam tinggi dan reaktif rapid test, diwajibkan mengikuti pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) agar bisa mengikuti tes tahap dua.

Ia menyatakan sejauh ini kasus peserta yang diharuskan melakukan PCR masih sedikit.

Misalnya seperti yang didapati di Sulawesi Tenggara, ada satu peserta yang diharuskan PCR. Biaya untuk tes PCR tersebut bisa difasilitasi pemerintah daerah dan pihak kampus, karena jumlah kasus tidak masif.

"Sejauh ini tidak ada yang kemudian harus membayar sendiri tesnya. Kita semua berharap tidak ada. Kalaupun ada yang satu juga bisa dibantu oleh satgas maupun perguruan tinggi," kata Nizam.

Hal ini dilakukan karena pihaknya tidak ingin mendiskriminasi siswa sehingga tak bisa mengikuti UTBK karena tidak mampu. Namun pada beberapa kampus, katanya, juga dimungkinkan peserta membayar sendiri jika mampu.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo mengatakan rapid test yang diwajibkan pemerintah kota Surabaya juga dilakukan secara gratis.

"Memang betul, yang termasuk peserta UTBK di Surabaya harus melakukan rapid test. Tapi alhamdulillah dengan berjalannya waktu itu adik-adik yang warga Surabaya rapid test juga gratis," tambahnya.

Pada beberapa daerah lain, katanya, seperti di Bandung, Jawa Barat sejumlah peserta dan panitia pelaksanaan UTBK difasilitasi melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) gratis sebelum tes.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan juga ada sejumlah pusat UTBK yang belum diperbolehkan menggelar ujian di tahap pertama. Misalnya beberapa pusat UTBK di Tangerang Selatan.

Beberapa pusat UTBK juga ada yang tidak memperbolehkan peserta di luar wilayahnya mengikuti ujian. Sehingga peserta ini akan dialihkan ke ujian tahap kedua.

"Contoh lagi di Bogor, IPB itu pusat UTBK hanya mengizinkan adik-adik yang berada di Bogor raya. Yang diluar Bogor raya direlokasi di gelombang dua," ujarnya.

Ia menyatakan hingga kini pihaknya masih mendata dan mengkalkulasi berapa peserta yang harus direlokasi, maupun lokasi relokasi.

Pantauan CNNIndonesia.com di pusat UTBK Universitas Indonesia, protokol kesehatan diberlakukan untuk peserta maupun pengantar. Peserta diharuskan melakukan pemeriksaan suhu dan memakai hand sanitizer sebelum masuk gedung lokasi tes.

Sebelum masuk ruangan, peserta juga diminta berbaris dan diperiksa satu per satu suhunya dan diminta memakai hand sanitizer. Beberapa di antara mereka terlihat memakai face shield dan sarung tangan.

Di dalam ruangan, tiap peserta diberikan jarak setidaknya satu meja di samping kanan dan kiri untuk menjaga jarak. Mereka juga dihimbau tidak membawa peralatan elektronik dan melepas jaket.

UTBK tahap pertama masih berlangsung hingga 14 Juli 2020. Sedangkan tahap dua bakal digelar 20 sampai 29 Juli 2020.

Peserta yang karena kondisi tertentu, seperti bencana, tidak bisa mengikuti UTBK tahap satu maupun dua, bisa mengikuti ujian pada 29 Juli sampai 2 Agustus 2020.

(fey/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER