Seorang dokter yang bertugas di RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Putri Wulan Sukmawati meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona (Covid-19).
Dokter Putri merupakan residen peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga (Unair) yang ditugaskan di RS Soetomo.
Humas RSUD dr Soetomo, dr Pesta Parulian mengatakan Putri sakit dan dirawat sejak 18 hari yang lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter Putri kami rawat selama 18 hari," kata Pesta saat dikonfirmasi, Senin (6/7).
Pesta mengatakan pihaknya telah merawat intensif Putri selama 18 hari. Namun, karena serangan infeksi virus yang berat nyawa Putri tak tertolong.
"Kami merawatnya dengan serangan infeksi virus yang sangat berat semasa kita rawat ICU dengan segala macam perkembangan," ujarnya.
Menurut Pesta, Putri juga memiliki komorbid atau penyakit penyerta, yakni obesitas. Kondisi tersebut yang memperburuk kondisi Putri.
"Secara umum menang dr Putri termasuk yang mempunyai komorbid dengan berat badan cukup berat, obesitas," katanya.
Namun, Pesta mengaku belum bisa memastikan di mana sejawatnya tersebut tertular Covid-19. Menurutnya, saat ini semua orang bisa tertular virus corona.
"Kami tidak bisa menceritakan dia tertular di sana, di sini, atau dimana pun tempat dia bertugas, karena sekarang ini di manapun berada bisa tertular," ujarnya.
Pesta mengatakan RSUD Soetomo sudah ketat menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona bagi para tenaga medis. Atas kejadian ini pihaknya akan melakukan introspeksi.
"Kami berusaha sekuat tenaga untuk introspeksi, untuk selalu menilai di manapun kami menugaskan atau di manapun dokter-dokter kami bertugas untuk kami lengkapi dengan perlindungan," katanya.
Direktur Utama RSUD dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi mengaku pihaknya sangat berduka anak didiknya tersebut meninggal dunia. Joni mengatakan kondisi Putri sempat membaik sejak beberapa hari lalu.
Menurut Joni, alat bantu ventilator yang dipasang di tubuh Putri telah dilepas. Bahkan pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR) terkahirnya juga sudah menunjukkan hasil negatif.
"Sudah lepas ventilator tapi itulah kehendak yang maha kuasa," kata Joni.
Joni menyebut Putri tak bertugas langsung merawat pasien virus corona di ruang isolasi. Namun, berdasarkan hasil penelusuran Putri memiliki hubungan dengan dr Arief Basuki, yang bertugas di RS Haji Surabaya.
Arief juga telah meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona pada Selasa (30/6).
Joni mengatakan sudah dua orang anak didiknya yang meninggal setelah terinfeksi Covid-19. Pertama adalah dr Miftah Fawzy Sarengat yang meninggal pada Rabu (10/6). Kemudian disusul Putri hari ini.
"Ini kami semua sedang berbenah. Banyak saran masuk akan kami dengarkan," ujar Joni.
Sampai hari ini, jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Jawa Timur mencapai 14.321 orang. Dari jumlah itu, 4.996 orang dinyatakan sembuh dan 1.053 orang meninggal dunia.
Angka pasien positif meninggal dunia di Jawa Timur itu menjadi yang tertinggi dibandingkan 33 provinsi lain. Jawa Timur juga menjadi provinsi dengan jumlah kasus positif virus corona tertinggi.
(frd/fra)