Kota Mataram Minta RS Swasta Tak Gelar Tes Rapid-Swab Mandiri

CNN Indonesia
Selasa, 07 Jul 2020 10:19 WIB
Petugas kesehatan mengambil sampel darah seorang pedagang saat menggelar tes diagnostik cepat atau rapid test COVID-19 di Pasar Tradisional Mandalika, Bertais, Mataram, NTB, Senin (11/5/2020). Dinas Kesehatan Kota Mataram melakukan tes diagnostik cepat COVID-19 di pasar tersebut menyusul adanya salah satu pedagang yang meninggal dunia dengan status positif COVID-19 serta sebagai upaya “contact tracing” atau penelusuran kontak untuk memutus penyebaran virus Corona. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.
Petugas kesehatan melakukan rapid test Covid-19 di Pasar Tradisional Mandalika, Mataram, NTB, 11 Mei 2020. (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meminta semua rumah sakit (RS) swasta di kota itu tidak melayani tes cepat (rapid test) dan tes usap (swab test) Covid-19 mandiri atau sendiri.

Imbauan itu diberikan Pemkot agar warga di kota tersebut yang dinyatakan reaktif maupun positif terinfeksi virus corona (Covid-19) bisa terdata dan terkontrol dengan tes serta swab terpusat di fasilitas kesehatan pemerintah.

"Kami berharap, kalau ada warga Kota Mataram yang akan melakukan rapid dan swab mandiri di RS swasta sebaiknya disarankan ke RSUD Kota Mataram atau 11 Puskesmas yang ada di Mataram," kata Wali Kota Mataram sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram Ahyar Abduh, Senin (6/7) seperti dilansir Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mendukung kebijakan itu, per kemarin, Pemkot Mataram pun menggratiskan pelayanan rapid test dan swab Covid-19 mandiri untuk berbagai kepentingan masyarakatnya.

"Pelayanan rapid test dan swab gratis ini khusus bagi warga Kota Mataram yang dibuktikan dengan menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP)," katanya.

Ahyar mengatakan permintaan agar RS swasta tidak melayani rapid test dan swab test Covid-19 mandiri, karena selama ini data penambahan pasien baru positif berasal dari hasil tes yang dilakukan di sejumlah RS swasta.

Di satu sisi, sambungnya, pasien yang kemudian dinyatakan positif Covid-19 atau reaktif atas rapid test tersebut kemudian kerap tak terpantau keberadaannya. Serta, sambungnya, apakah mereka melakukan isolasi atau tidak.

"Kalau mereka melakukan rapid dan swab di fasilitas kesehatan yang kita miliki, maka kita bisa dengan mudah melakukan penanganan melalui penanganan Covid-19 berbasis lingkungan (PCBL)," katanya.

Atas dasar itulah, pihaknya mengevaluasi bahwa sumbangan pasien positif Covid-19 saat ini sudah tidak ada lagi dari klaster lingkungan, melainkan berasal dari ruang publik dan tempat kerja.

"Harapannya, dengan pelayanan rapid dan swab test gratis tersebut kita bisa melacak, mengontrol dan memberikan pelayanan maksimal terhadap pasien yang dinyatakan reaktif maupun positif Covid-19, sebab data identitas mereka sudah kita pegang," katanya.

Sementara itu, merujuk pada data yang dikutip dari https://corona.ntbprov.go.id/list-data, kasus positif Covid-19 di Kota Mataram per 7 Juli pukul 06.06 WIB sudah mencapai 614, di mana 344 sembuh dan 37 meninggal.

(antara/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER