Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Hinca Pandjaitan meminta Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly bertanggung jawab atas kebobrokan Rumah Tahanan (Rutan) Salemba yang diungkap mantan tahanan politik (tapol) Papua, Surya Anta.
Hinca mendesak Yasonna turun tangan mengecek kebenaran laporan Surya. Bahkan Hinca menyarankan Yasonna mengecek jajaran petugas Rutan Salemba.
"Saya minta Menkumham langsung sidak, dan atasi masalahnya. Periksa semua aparat di situ, bila benar dan salah harus segera ditindak diperbaiki," kata Hinca lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hinca mengakui memang masih ada sejumlah permasalahan dalam manajemen lembaga pemasyarakatan, salah satunya kelebihan kapasitas. Dia menyebut hal itu terjadi karena banyaknya pelaku tindak pidana ringan yang diseret ke penjara.
Selain itu, kata dia, penegak hukum lebih sering memenjarakan dibanding merehabilitasi pengguna narkotika. Hinca mencatat sekitar 70 persen napi berasal dari kasus narkotika.
Hinca mengungkap kelebihan kapasitas lapas berdampak pada sejumlah hal. Mulai dari tidak layaknya lapas, kerusuhan, sampai praktik peredaran narkotika.
"Saya melihat raut ketidaknyamanan para penghuni yang bukan disebabkan oleh penyesalan dari kejahatannya, melainkan karena kondisi lapas yang penuh sesak dan jauh dari prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," tutur Hinca.
Dia berharap Yasonna segera membenahi manajemen lapas dengan sejumlah catatan tersebut, terutama selama Yasonna diberi kesempatan menjabat Menkumham.
"Menkumham harus terus-menerus mencari terobosan baru. Untuk itulah ia diberi mandat dan kepercayaan dari Presiden Jokowi untuk periode keduanya," ucapnya.
Sebelumnya, eks tapol Papua, Surya Anta mengungkap sejumlah kebobrokan Lapas Salemba. Dia membagikan pengalamannya selama menjalani masa tahanan sembilan bulan dalam kasus makar.
Beberapa hal yang diungkap adalah kelebihan kapasitas lapas. Dia bilang ada 410 orang yang ditempatkan dalam ruangan tak terlalu besar. Mereka harus tidur berjejer dan memiringkan badan karena ruangan sempit.
Surya juga mengaku dipalak Rp500 ribu oleh tahanan lama. Dia juga mengungkap praktik jual beli narkotika jenis sabu dan ganja di dalam lapas.
(dhf/osc)