PDIP mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wali kota Solo dalam Pilkada Serentak 2020. Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo itu akan berpasangan dengan Sekretaris DPC PDIP Teguh Prakosa.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo telah membenarkan bahwa PDIP akan mengusung Gibran dan Teguh dalam Pilkada Serentak. Pengumuman resminya sendiri baru akan disampaikan pada Jumat (17/7) besok. PDIP Solo menurut Rudy akan berjuang memenangkan Gibran.
Majunya Gibran dalam kontestasi pilkada ini sempat menjadi sorotan ketika DPC PDIP Solo telah mendaftarkan pasangan calon Achmad Purnomo dan Teguh. Namun di tengah jalan, Gibran mendadak muncul dan mendaftar langsung ke DPD PDIP Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, Purnomo menyerahkan surat pengunduran diri dari pencalonan pada akhir Mei lalu.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meyakini Gibran akan menang mutlak dalam pilkada mendatang. Selain membawa nama besar Jokowi, dominasi PDIP di Solo juga menjadi faktor penentu kemenangan Gibran.
"Sudah pasti menang. Kemungkinan kalahnya sangat kecil," ujar Ujang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (16/7).
Ujang menuturkan, PDIP hingga saat ini masih menjadi partai yang berkuasa di Solo. Jika melihat komposisi kursi di DPRD Solo, PDIP memiliki kursi mayoritas 30 dari 45 kursi.
Di sisi lain, Gibran juga diuntungkan dengan statusnya sebagai anak presiden. Ujang menilai Gibran akan lebih mudah memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk memuluskan langkah di pilwalkot Solo, baik dari segi finansial maupun jaringan.
"Kekuatan sudah jelas. Gibran dapat rekomendasi PDIP karena punya kekuatan mayoritas. Selain itu, dia anak presiden yang punya berbagai sumber daya, baik itu finansial, politik, jaringan, polisi, tentara, semua dimiliki," katanya.
![]() |
Ujang memprediksi kemungkinan Gibran bakal melawan kotak kosong dalam pemilihan nanti. Jika benar, maka peluang Gibran untuk menang akan semakin besar.
"Nggak perlu kalkulasi politik yang rumit. Ini sudah klir. Menang mutlak dia. Kemungkinan besar tidak ada lawan, lawannya juga nggak akan mau karena dia anak presiden," ucap Ujang.
Terlepas dari itu, Ujang mengingatkan agar PDIP berhati-hati dengan kader di Solo yang kecewa atas penunjukkan Gibran. Bagaimana pun pengunduran Purnomo lalu sempat mendapat penolakan dari sejumlah pendukung. Namun, menurutnya, penunjukkan ini harus dapat diterima semua kader karena sudah diputuskan partai.
"Orang baru punya kartu anggota, tidak pernah berjuang di partai (Gibran), bisa jadi cawalkot. Ini yang menimbulkan kekecewaan di kader-kader yang berjuang. Tapi ketika partai sudah putuskan, apapun konsekuensinya ya harus diterima," tuturnya.
Senada, analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menilai, Gibran berpeluang besar memenangkan pertarungan pilwalkot Solo. Menurutnya, tak ada hambatan berarti yang harus dihadapi Gibran.
"Peluangnya ya besar sekali. Penghalang terbesar keterpilihan Gibran itu Achmad Purnomo, tapi sekarang sudah mundur," ucap Arif.
Hambatan lain, kata dia, bisa jadi datang dari partai lain yang mengangkat isu untuk menjatuhkan Gibran. Namun hal itu dinilai tak akan terlalu berpengaruh mengingat PDIP masih menjadi partai mayoritas di Solo.
"Partai lain bisa memanfaatkan friksi di internal DPC, misalnya dengan menggaet Purnomo sebagai calon, bisa juga jadikan isu ini sebagai politik dinasti. Tapi partai lawan harus berjuang karena PDIP masih sangat dominan," katanya.
Di samping itu, nama besar Jokowi juga diyakini Arif akan membantu kemenangan Gibran. Menurutnya, personalitas seorang calon akan lebih kuat dengan dukungan nama keluarga dalam kontestasi pilkada.
"Jelas nama Jokowi akan berpengaruh. Di pileg saja banyak anggota DPR yang manfaatkan nama keluarga, padahal fotonya nggak ada. Di pilkada personalitas calon akan lebih kuat, apalagi kalau didukung nama keluarga," ujar Arif.
"Hampir tidak ada hambatan bagi Gibran untuk melenggang di pilkada," imbuhnya.
(psp/sur)