Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Irwansyah mengaku telah mengajukan penambahan lima puluh tenaga kesehatan untuk Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang Riau ke Kementerian Kesehatan.
Permintaan tambahan tenaga kesehatan itu didasari oleh rencana RSKAI Pulau Galang yang akan menerima pasien rujukan virus corona (Covid-19) dari berbagai daerah.
"Terkait rencana pengiriman pasien rujukan dari luar wilayah Batam ke RSKI Pulau Galang, kami dalam hal ini sudah mengajukan penambahan personel sebanyak 50 nakes ke Kemenkes," katanya dalam siaran langsung Youtube BNPB, Jumat (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan saat ini tenaga operator sedang dilatih agar bisa tes swab Covid-19. Pelatihan berlangsung di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BPTL PP) Batam.
Irwansyah mengatakan sejak awal berdiri pada 6 April lalu, RSKI Pulau Galang telah merawat sebanyak 434 orang pasien terkait Covid-19. Ia merinci, saat ini ada 62 orang dalam perawatan, 370 orang sudah dipulangkan dan ada 2 orang pasien rujukan.
"Pasien yang kita rawat mayoritas penduduk Batam, ada juga beberapa pasien WNA yang bekerja dan berdomisili di Batam," ujarnya.
RSKI Pulau Galang dapat menampung 360 pasien rawat inap. Selain itu ada 20 ruang Intensive Care Unit (ICU) siap pakai.
Fasilitas pendukung lainnya ialah gedung skrining pasien, dilengkapi satu alat PCR tes, dua bilik untuk melakukan pengujian swab, laboratorium, helipad, dan asrama tenaga kesehatan
Rencana Rujukan Pasien dari Surabaya
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sebelumnya meminta agar Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) di Pulau Galang bisa dimanfaatkan untuk pasien positif Covid-19 dari Surabaya, Jawa Timur.
Terkait hal ini, Irwansyah mengatakan sudah berkoordinasi dengan Mabes TNI dan Kemenkes untuk melengkapi kebutuhan nakes di RSKAI Pulau Galang. Hal ini dilakukan supaya pasien mendapat perawatan yang optimal.
"Secara umum RSKAI bisa beroperasi dengan lancar, terkait evakuasi pasien seperti dari Surabaya, kami sudah bisa berkoordinasi dengan mabes TNI, dan Kemenkes untuk melengkapi kebutuhan tenaga kesehatan seperti kebutuhan dokter spesialis anak, spesialis paru, dan spesialis anastesi," tuturnya.