Petugas Desa Bantah Gelapkan Dana Rp5 Miliar di Maluku Tengah

CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2020 14:10 WIB
Petugas Desa Tenga-tenga, Salahutu, Maluku Tengah mengklaim dana desa Rp5 miliar sudah habis terpakai untuk kemakmuran desa.
Ilustrasi. Petugas Desa Tenga-tenga, Salahutu, Maluku Tengah mengklaim dana desa Rp5 miliar sudah habis terpakai untuk kemakmuran desa.Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Maluku, CNN Indonesia --

Petugas Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Rani Tuanaya membantah telah menggelapkan Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Tenga-tenga, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah senilai Rp5 miliar. 

Rani mengakui Desa Tenga-tenga mendapat bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa sebesar Rp5 miliar sejak 2015-2019. 

Namun, kata dia, dana Rp5 miliar tersebut sudah habis terpakai untuk kemakmuran desa, mulai dari pembayaran insentif, penghasilan tetap hingga tunjangan perangkat Desa. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, kalau ada tuduhan gelapkan dana Rp5 miliar tidak mungkin, kalau saya korupsi berarti, pembangunan Desa, pembayaran insentif, penghasilan tetap dan tunjangan perangkat Desa tidak terbayar,"kata Rani saat ditemui di Ambon, Senin (20/7).

Sejak 2015, Rani bertugas sebagai Pendamping Desa Teknik Infrakstruktur di Kecamatan Salahutu. Namun ia mengaku baru melakukan pendampingan ADD dan DD di Desa Tenga-tenga pada akhir 2017 atau tepatnya pada anggaran 2018.

"2015 sampai 2017, tidak mengawal ADD dan DD Desa Tenga-tenga, baru 2017 akhir mulai bertugas di Desa Tenga-tenga," ujarnya.

Berdasarkan Rancangan Anggaran Biaya  (RAB) Desa Tenga-tenga tahun 2018 melalui musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) tingkat Desa, program pertama pembangunan Drainase senilai Rp141 juta, pembangunan Talud pemecah ombak senilai Rp94 juta, dan pembangunan lapangan bola senilai Rp103 juta.

Untuk lapang bola, kata dia, hanya diperuntukkan pembangunan Talud, Penggusuran Lapangan dan Pembuatan Gawang namun untuk pengadaan rumput memang tidak ada.  
 
"Jadi, yang dibilang ada pengadaan rumput lapangan bola senilai Rp100 juta namun hanya terpakai Rp40 juta, dan sisanya Rp60 juta tidak benar,"kata Rani. 

Lalu pada 2019, kembali dilakukan pembangunan Gedung Kantor Desa Tenga-tenga senilai Rp184 juta. Setelah pembangunan dinyatakan rampung, kata Rani, semua biaya pekerjaan terpakai habis. 

"Saya tidak pernah sampaikan dana yang dihabiskan sebesar Rp120 juta, dari total anggaran Rp184 juta, itu data mereka, "imbuh dia.

Selanjutnya, renovasi gedung Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) yang menggunakan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) senilai Rp59 juta. Pengusulan tersebut kata dia lakukan oleh Kepala Seksi Pembangunan Desa Asri Tuharea.

"Jadi, bukan saya yang usulkan dan terjadi perubahan namun diusulkan melalui musrembang tingkat Desa,"katanya.

"Jadi, saya bukan kabur atau meninggalkan rapat tersebut, karna saya menganggap bahwa tidak diundang, dan rapat itu bukan ranah saya untuk mempertanggungjawabkan, karena LPJ ditingkat Desa," tambah dia.

Sebelumnya, rapat evaluasi Alokasi Dana Desa (ADD) senilai Rp5 miliar di Gedung Kantor Desa Tenga-tenga, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah pada Minggu (19/7) kemarin sempat berujung ricuh. 

Warga mengundang Rani Tuanaya dalam Kapasitas sebagai petugas yang melakukan pendampingan terhadap ADD di Desa Tenga-tenga sejak tahun 2016. 

Namun, yang bersangkutan setelah menjelaskan kewajiban mengawal dana desa langsung meninggalkan ruangan rapat.

Aksi tersebut, sempat mendapatkan penolakan warga. Warga meminta Rani Tuanaya tetap mengikuti pertemuan tersebut hingga selesai namun Rani lebih dahulu meninggalkan gedung kantor Desa.

(sai/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER