Pemerintah Perkuat Tes PCR, Bakal Kurangi Rapid Test

yoa/tst | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2020 18:05 WIB
Pemerintah menyebut jika cakupan tes PCR untuk pemeriksaan pasien terkait corona sudah merata di daerah maka secara berangsur penggunaan rapid test dikurangi.
Ilustrasi tes PCR. (ANTARA FOTO/Anindira Kintara).
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas tes Polymerase Chain Reaction (PCRvirus corona di berbagai daerah.

Nantinya, kata dia, saat cakupan PCR test sudah merata, pemerintah akan mengurangi penggunaan rapid test yang selama ini digunakan untuk pemeriksaan pasien.

"Kita sedang menguatkan PCR di berbagai daerah dan kualitasnya juga ditingkatkan, nanti pada saat cakupannya meningkat, otomatis nanti rapid test akan mulai dikurangi," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (21/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan harian pemerintah pada Senin (20/7), saat ini ada 320 laboratorium jejaring di Indonesia yang melakukan pemeriksaan spesimen pasien Covid-19.

Jumlah itu terdiri dari 158 laboratorium yang menggunakan PCR, 138 laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM) dan 24 laboratorium yang menyediakan pemeriksaan menggunakan kedua metode itu.

Wiku menyebut, pemerintah akan meningkatkan kapastitas pemeriksaan spesimen pasien di semua daerah.

"Pasti semua daerah kita akan melakukan testing untuk memastikan seperti apa," kata dia.

Untuk diketahui, di masa awal pandemi Covid-19, pemeriksaan spesimen di Indonesia masih sangat terbatas.

Pada periode Maret-April lalu, kapasitas uji spesimen per harinya tidak lebih dari 10 ribu spesimen.

Hingga pada awal Mei, Jokowi meminta jajarannya untuk memaksimalkan pemeriksaan spesimen hingga 10 ribu tes spesimen per hari.

Setelah target 10 ribu spesimen per hari tercapai, kemudian pada Juni, Jokowi meningkatkan target pengujian spesimen hingga 20 ribu per harinya.

Teranyar, pada Senin (13/7) lalu, Jokowi menargetkan tes spesimen hingga 30 ribu per harinya sejalan dengan penambahan jumlah laboratorium di beberapa daerah.

Target 50 Ribu Per Hari

Sementara itu Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut saat ini pemerintah tengah mempertimbangkan untuk mengubah target pemeriksaan spesimen menjadi 50 ribu per hari.

"Untuk saat ini baru berkisar 20 ribuan. Namun tadi pak menteri BUMN menawarkan apa kita mampu di angka 50 ribuan," kata Doni saat menggelar konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (20/7).

Doni pun meyakini pemeriksaan bahkan bisa melampaui angka 50 ribu jika didukung sarana dan prasarana yang mumpuni. Target 50 ribu per hari bukan sesuatu yang sulit selama peralatan tersedia lengkap.

Bukan hanya di pusat, kata Doni, peralatan PCR termasuk sumber daya manusianya juga harus tersedia lengkap di setiap provinsi.

"Saya katakan kita akan mampu menuju ke angka yang lebih tinggi setelah kita mempersiapkan alat PCR di seluruh provinsi, termasuk SDM-nya, terutama petugas laboratorium dan administrasinya," kata Doni.

Dalam kesempatan itu, Doni menyebut Presiden Joko Widodo juga telah memberi arahan agar upaya penanganan Covid-19 bisa terus ditingkatkan. Semua pihak harus bersama-sama ikut berpartisipasi dalam penanganan Covid-19.

Bahkan, kata Doni, upaya kolaborasi dengan semua komponen masyarakat di daerah juga akan ditingkatkan. Terutama dengan tokoh agama, masyarakat, hingga budayawan.

Cara-cara yang berunsur budaya hingga kepercayaan adat masyarakat di suatu daerah pun bisa digunakan untuk menanggulangi wabah Covid-19 ini.

"Dengan mengedepankan budaya, sehingga masyarakat bisa memahami apa itu ancaman wabah tersebut," katanya.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER