Tito Soal Bakar Jenazah Covid-19: Itu Kata Teori, Bukan Saya

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2020 17:43 WIB
Mendagri Tito Karnavian menyebut pembakaran jenazah Covid-19 berdasarkan sebuah teori, bukan menurut pandangan pribadinya.
Mendagri Tito Karnavian membantah menyatakan soal pembakaran jenazah Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Ambon, CNN Indonesia --

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian membantah mengeluarkan pernyataan soal jenazah pasien positif Covid-19 dibakar. Ia berdalih bahwa itu hanya berdasarkan teori.

"Sama sekali saya tidak bilang soal jenazah Covid-19 dibakar di acara webinar yang dipublikasikan Puspen Kemendagri, Jakarta pada Rabu (27/7)," kata dia, usai Salat Jumat, di Masjid Alfatah Ambon, Maluku, Jumat (24/7).

Tito mengatakan acara webinar atau seminar via daring tersebut tengah mendiskusikan mengenai Covid-19 dan penanganannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyatakan pembakaran jenazah pasien itu didasarkan atas teori dalam sebuah penelitian yang menyebut bahwa Virus Corona akan mati bila jenazah dipanaskan pada suhu 36 derajat Celcius.

Saat jenazah pasien meninggal itu dipanaskan, lanjutnya, maka secara teori virus itu akan mati.

"Jadi itu menurut teori, bukan menurut saya, saya ingin klarifikasi tentang berita yang menurut saya dipotong saat acara webinar itu berlangsung,"ujarnya.

Infografis Fenomena Jemput Paksa Jenazah Covid-19Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen

"Saya tidak pernah mengatakan seperti itu. Tidak pernah. Saat itu saya katakan adalah jenazah Covid-19 karena ada virus, maka seyogyanya menurut lab pada suhu 36 derajat virus akan mati. Karna virus mengandung lemak sehingga jenazah dibakar atau dikremasi," imbuh dia.

Teori itu, kata Tito, dapat menimbulkan pro dan kontra karena bertentangan dengan ajaran agama.

Saat acara webinar tersebut, Mendagri lebih menyarankan pemakaman jenazah positif corona (Covid-19) sesuai dengan ajaran dan kepercayaan yang dianut, namun tetap pada protokol kesehatan.

"Sesuai tata cara agama adalah jenazah pasien positif virus corona setelah dimandikan, disalatkan, kemudian dibungkus rapi dan dimakamkan di taman pemakaman umum yang bersifat kering sehingga virus tersebut tidak mengalir melalui saluran air,"tambah dia.

Sebelumnya, dalam webinar, Tito Karnavian menilai cara terbaik untuk menangani jenazah pasien positif Covid-19 yakni dengan cara dibakar.

"Yang terbaik, mohon maaf saya muslim ini, tapi secara teori yang terbaik ya dibakar, karena virusnya akan mati juga," kata dia.

Petugas kepolisian melakukan simulasi pemakaman jenazah pasien positif positif COVID-19 di Mapolres Batang, Jawa Tengah, Senin (20/4/2020). Polres Batang bekerja sama dengan pihak rumah sakit daerah melakukan pelatihan pemakaman jenazah COVID-19 kepada anggota polisi yang menjadi petugas cadangan pemakaman dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap sesuai prosedur. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.Ilustrasi penguburan jenazah pasien positif Covid-19. (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.)

Merespons hal itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyatakan pembakaran jenazah Covid-19 juga tak sepenuhnya aman.

"Walaupun dibakar bisa tetap tidak aman jika saat proses perlakukan jenazah dari ruangan ke kamar jenazah atau proses transportasinya tidak memenuhi pedoman internasional," ujar dia.

Selain itu, belum ada penelitian bahwa penguburan jenazah Covid-19 bisa memicu penularan.

"Sejauh ini tidak pernah ada laporan atau riset yang menemukan adanya kontaminasi cairan jenazah ke air tanah atau tanah di sekitarnya dan menyebarkan infeksi," kata Dicky.

(sai/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER