Penyidik kepolisian tidak menemukan jejak keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo. Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan sejumlah barang yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) seperti helm, motor, handphone, hingga pisau yang diduga digunakan untuk melukai korban.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan bahwa semua hasil penyelidikan dan penyidikan selama kurang lebih dua minggu, hanya merujuk pada dugaan Yodi melakukan bunuh diri.
"(Penyidik) Tidak melihat kehadiran orang lain di sana (tempat kejadian perkara) berdasarkan hasil dari laboratorium forensik," kata Tubagus dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tubagus semua barang di TKP hanya memperlihatkan sidik jari dan DNA milik Yodi Prabowo. Untuk meyakinkan hal itu, Tubagus mengatakan bahwa penyidik telah melakukan pengujian kepada orang-orang di sekeliling korban.
"(Hasilnya) Tidak ada yang identik dengan apa yang tertinggal di TKP. Semuanya adalah milik korban," lanjut dia.
Polisi juga meminta keterangan sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian. Namun, tidak ada satupun yang mendengar keributan di sekitar tempat kejadian perkara.
Lokasi penemuan jasad, saat dilakukan olah TKP disimpulkan masih dalam keadaan rapi dan tidak menunjukkan tanda-tanda perkelahian.
Selain itu, penyidik tidak menemukan ada barang-barang milik korban yang hilang selama kejadian. Tubagus berkata keluarga korban sudah memastikan tidak ada barang Yodi yang hilang.
"Tidak terdapat luka lain kecuali luka di dada dan di leher. Tidak ada luka lain baik lecet maupun akibat benturan benda tumpul," kata dia.
Jasad Yodi ditemukan di pinggir jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ulujami, Jakarta Selatan, pada 10 Juli lalu.
Saat ditemukan jasadnya dalam keadaan telungkup. Darah bersimbah di bawah tubuhnya. Hanya saja, darah Yodi tidak tercecer di sekitar TKP.
Polisi hanya menemukan sedikit percikan darah korban di tembok dekat jasad itu ditemukan. Kemudian, polisi menemukan pisau di bawah tubuh editor video itu yang terlungkup.
Diduga kuat, alat tersebut digunakan untuk melukai korban hingga meninggal. Sementara, dari hasil pemeriksaan laboratorium forensik, polisi mendapati bahwa hanya terdapat sidik jari korban di pisau itu.
"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus.
Dalam hal ini, penyidik belum dapat menyimpulkan motif korban melakukan tindakan tersebut. Hanya saja, kata dia, diduga kuat bahwa korban mengalami depresi.
Beberapa bukti pendukung yang didapatkan misalnya, bahwa selama penyidikan polisi menemukan ada transaksi pembayaran yang dilakukan korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.
Kemudian, setelah melakukan konsultasi dokter, korban melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan pengetesan penyakit human immunodeficiency viruses (HIV).
"Faktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit dan kelamin. Apakah ini terkait dugaan bunuh diri, sangat terkait. Dengan kemungkinan munculnya depresi," kata dia.
(mjo/wis)