Sesak nafas, panas, dalam tekanan. Itulah yang dialami MF (21) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Ia adalah korban dugaan aksi pelecehan seksual seorang pria yang dikenalnya dari Instagram, Gilang.
MF menceritakan hal itu bermula saat Gilang mengikuti akun media sosialnya sekitar setahun yang lalu. Namun sekitar sepekan yang lalu, Gilang baru mengirimkan pesan kepadanya melalui direct message.
"Dia sudah follow saya dari tahun lalu, minta di-follow back, tapi dia chat baru Jumat kemarin" kata MF, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MF mengatakan awalnya tak ada yang aneh. Gilang yang mengklaim sebagai mahasiswa Universitas Airlangga menjelaskan bahwa dirinya saat ini tengah mengerjakan riset tugas akhir, dan memerlukan bantuannya. Gilang kemudian meminta MF memberikan nomor telepon.
Obrolan keduanya pun berlanjut di aplikasi WhatsApp. Gilang membeberkan bahwa dalam penelitian itu, MF diminta untuk membungkus diri dengan lakban dan kain jarik. Gilang ingin tahu bagaimana reaksi yang ditimbulkan dari penelitiannya.
Karena merasa keberatan dengan permintaan itu MF pun sempat menolak. Namun, Gilang ternyata memohon-mohon kepadanya, dengan alasan tugas ini penting untuk kelulusannya sebagai mahasiswa tingkat akhir.
"Kasihan saja, dia kan juga mohon-mohon. Kata dia, maba (mahasiswa baru) mana tahu susahnya mahasiswa lama," ujarnya.
Selain itu, Gilang juga menceritakan penyakit yang tengah dideritanya kepada MF. Ia pun merasa iba dan akhirnya bersedia membantunya.
"Saya itu memikir kasihannya, terus dia juga cerita-cerita penyakitnya gitu," kata dia.
MF pun mau menuruti perintah Gilang melalui WhatsApp. Dengan dibantu oleh seorang kawannya, tubuh MF kemudian dililit lakban, hingga mata dan mulutnya tertutup. Badannya lalu dibungkus jarik, rapat-rapat.
Apa yang dialami MF tersebut didokumentasikan oleh temannya. Foto dan videonya kemudian dikirimkan kepada Gilang, dengan dalih laporan penelitian.
"Ya sesak nafas, panas dan gerah," katanya.
Hal itu dialami MF bahkan sampai tiga jam lamanya. Selama itu pula MF merasakan hal yang tak nyaman, ia mengaku sulit bernafas, panas dan tubuhnya sesak. Ia geram pada Gilang.
![]() |
Namun alih-alih meminta maaf, Gilang malah mengirimkan pesan bernada godaan kepada MF. Tak hanya itu, Gilang malah meminta MF mengulangi adegannya dari awal karena terjadi kesalahan. MF pun keberatan.
Karena MF menolak, Gilang kemudian berganti meminta teman MF melakukan hal serupa, yakni melakban bagian wajah dan mulut. Selama MF melakukan itu kepada temannya, Gilang ternyata kembali menggodanya. Ia pun risih dan merasa tak enak.
"Dia bilang 'Dek, siapa nih ganteng?' Di situ saya sudah enggak enak banget," ujarnya.
Di tengah melakukan itu, kawan MF ternyata merasa tak kuat karena mata dan mulutnya dililit lakban. Ia pun memutuskan untuk menghentikan praktik itu.
Gilang ternyata sepakat dan berhenti meminta teman MF dibungkus. Tapi ia malah kembali meminta MF mengulangi adegan membungkus diri. MF menolak.
Mengetahui hal itu, Gilang pun memaksanya. Emosinya meledak, ia bahkan mengancam akan bunuh diri. MF pun tetap menolak karena hal itu berisiko membahayakan kawannya.
"Dia memaksa dan mengancam akan bunuh diri, penyakitnya kambuh, emosinya meledak karena nggak diturutin," kata MF.
Usai kejadian itu, MF merasa trauma. Belakangan ia tahu, apa yang diperintahkan Gilang kepadanya adalah salah satu bentuk pelecehan seksual.
Ia pun memutuskan menceritakan hal yang dialaminya itu di Twitter. Ia lantas mendapatkan banyak respons. Ia merasa dirinya bukan lah satu-satunya korban perbuatan Gilang.
Saat ini, MF mengaku telah dihubungi oleh pihak kampus di mana Gilang mengaku berkuliah. Ia mengatakan kasus ini tengah didalami dan ditangani.
Atas kejadian ini, ia berharap agar Gilang mendapatkan hukuman setimpal. Sebab, ternyata banyak pula korban-korban lain selain dirinya.
"Saya berharap pelaku dihukum, karena korbannya sudah banyak banget. Takutnya nambah korban lagi, dia kan juga ngincer-ngincer maba gitu," ujarnya.
Sementara itu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga mengatakan bahwa pihaknya belum pernah menerima laporan terkait adanya tindakan pelecehan seksual yang disebut dilakukan oleh salah satu mahasiswanya, namun investigasi mengenai hal ini sedang dilakukan.
"Fakultas Ilmu Budaya telah berusaha menghubungi pelaku (mahasiswa yang bersangkutan) untuk mengonfirmasi hal-hal yang beredar di media sosial kepada yang bersangkutan tetapi sampai pernyataan resmi ini disampaikan yang bersangkutan belum dapat dihubungi," bunyi pernyataan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga yang diterima CNNIndonesia.com pada Kamis (30/7) siang.
Pihak kampus juga mengatakan sudah berupaya menghubungi orang tua Gilang namun belum mendapat respons.
Selain itu, Unair juga mengumumkan bahwa jika ada korban yang pernah mendapat perlakuan serupa bisa melaporkan ke Help Center Universitas Airlangga di Hotline 081615507016 dan email [email protected].
Unair menyebut akan menyediakan konseling kepada korban dan identitasnya akan dirahasiakan.
CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi Gilang melalui akun sosial media namun belum mendapat respons. Nomor telepon Gilang juga tidak aktif.
(frd/pmg)