Seorang mahasiswa asal Indonesia di Rusia yang juga dikenal sebagai Youtuber, Turah Parthayana, diduga melakukan tindak pelecehan seksual terhadap mahasiswi asal Indonesia berinisial JA.
Baik Turah maupun mahasiswi itu tercatat sebagai pelajar WNI yang sama-sama menuntut ilmu di kota Tomsk, Rusia.
Dugaan pelecehan ini mengemuka setelah Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kota Arkhangelsk Sandi Saputra, membuat utas lewat akun twitternya (@sandi_sa119) pada Rabu (5/8) malam. Sandi mengaku sebagai perwakilan korban, yang memiliki beragam bukti kasus pelecehan Turah terhadap JA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penuturannya, insiden ini terjadi tahun lalu. Sandi menuturkan kala itu setelah kejadian karena minimnya pertolongan, ketakutan pribadi, serta beberapa ancaman, maka korban memilih bungkam.
"Korban adalah mahasiswa S1 yang baru lulus SMA dan datang ke Rusia. Kejadian itu terjadi, ada proses ancaman, dia ditekan bahwa kasus ini tidak boleh keluar dari kotanya [menuntut ilmu], di Tomsk, Rusia," kata Sandi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (6/8).
Berdasarkan keterangan Sandi yang berasal dari pengakuan korban, dugaan pelecehan itu terjadi pada 23 November 2019 di Kamar 430 Asrama Parus, Tomsk. Saat itu, Turah mengajak korban menonton sebuah tayangan film horor bertiga, bersama seorang lain yakni laki-laki berinisial D di kamar asrama.
Selanjutnya, sesuai keterangan korban, saat dini hari, Turah melakukan tindak pelecehan seksual kepada JA. Saat itu, posisi D dijelaskan tengah tertidur, sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap Turah dan JA. Tapi, korban disebutkan berhasil mengelak lalu pergi ke kamarnya sendiri.
Merasa telah mendapat pelecehan seksual, JA menceritakan insiden itu terhadap kekasihnya. Akhirnya, kekasih JA pun menemui Turah dan terjadi pertengkaran di antara keduanya.
Keributan itu membuat kacamata Turah rusak. Setelah melalui mediasi PPI Kota Tomsk, disepakati JA dan kekasihnya mengganti rugi atas kacamata yang rusak itu sebesar 2.000 rubel atau sekitar Rp397.000.
Sandi menuturkan, menurut korban pergantian rugi tersebut juga terpaksa dilakoninya sebagai syarat agar Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kota Tomsk, Gokma Sahat Tua Sinaga, dapat membantu korban dalam mengawal dan mengadvokasi kasus pelecehan ini.
Dalam utas Sandi, memang tercantum sebuah surat pernyataan yang ditandatangani Gokma pada 26 November 2019. Dalam surat itu, Gokma menyatakan bahwa Turah telah melakukan tindak pelecehan seksual terhadap JA.
"Kami seluruh anggota Permira Tomsk mendukung korban secara moral dan telah memberikan sanksi sosial kepada saudara Turah Parthayana," demikian petikan pernyataan dalam surat tersebut.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Gokma melalui pesan singkat untuk meminta konfirmasi perihal 'tekanan' dan perihal kejelasan kasus dugaan pelecehan seksual ini. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada respons Gokma.
Sementara itu, Sandi mengatakan korban semakin takut saat mendapatkan beberapa tekanan. Korban juga mengaku sempat mendaptkan tekanan dari orang tua pelaku, sebab dinilai telah menyalahi hukum dan dapat dikenai kasus pencemaran nama baik atas anaknya.
"Menurut keterangan korban dan Ibunya [JA] juga, ditekan seolah-olah kasus ini ditutupi jangan sampai keluar oleh Ketua PPI Tomsk. Disinyalir pelaku adalah teman baik dari ketua PPI ini, diduga ya," sambungnya.
Merespons kasus ini, Sandi mengaku ia dan pihak korban akan melanjutkan pengaduan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow, Rusia.
"Hari ini akan diserahkan surat pengaduan kepada KBRI. Sudah ada dua surat yang dilayangkan, pertama dari atas nama korban dan juga surat dari orang tuanya [korban]," kata Sandi yang tercatat sebagai mahasiswa magister di Rusia tersebut.
Sementara itu mengenai langkah hukum, Sandi mengatakan itu masih melihat dari perkembangan mediasi antara korban, orang tua korban, pelaku, dan KBRI.
"Kita akan bawa pidana, akan ada dua kemungkinan, bisa pidana di Indonesia, bisa juga pidana Rusia," lanjutnya.
Sandi juga berharap, KBRI akan menindak tegas kasus pelecehan yang terjadi dalam ruang mahasiswa Indonesia di Rusia. Ia menduga ada beberapa kasus pelecehan seksual yang belum terungkap dalam beberapa tahun belakangan.
"Kasus ini tidak hanya satu, dan yang mau berbicara hanya satu, dan kemungkinan ini akan bertambah. Ini bukan kasus pertama kali pelecehan terjadi di PPI Rusia, ini sudah kejadian kedua atau ketiga pada tahun ini," lanjut Sandi.
![]() |
Perihal dugaan pelecehan itu pun sudah dikonfirmasi pihak manajemen Turah selaku pembuat konten (content creator). Lewat utas di akun twitter-nya, Jehian Panangian Sijabat yang menyatakan sebagai manajer Turah membenarkan rekannya tidak menyangkal adanya dugaan kasus pelecehan seksual ini.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Jehian secara personal, namun belum mendapat respons. Kendati demikian, CNNIndonesia.com telah mendapatkan izin dari Asistan Manajer Turah, Diana, untuk mengutip utas yang dipublikasikan di twitter Jehian (@JehianPs) pada Kamis (6/8) pagi.
"Saya sebagai Manager dari TP merasa malu dan gagal mendidik talent saya, dan menyatakan penyesalan sama kepada pihak korban, terkhusus saudari JA. Saya merasa menyesal tidak mengetahui informasi ini lebih cepat," tulis Jehian dalam utas tersebut.
Jehian turut menjelaskan kronologi versi Turah, Gokma dan Sandi. Menurut Gokma dan Turah, permohonan maaf dan penyesalan telah dilakukan pada pertemuan pertama yang dihadiri pihak korban, pelaku, dan PPI Tomsk.
"TP dikeluarkan dari kepanitiaan yang sedang ia jalani [disertai dengan pengunduran diri dari PPI Tomsk oleh TP pribadi]," tutur Jehian.
Selain itu Turah telah diberikan sanksi sosial, seperti surat pernyataan dari PPI Tomsk, hingga pindah asrama. Surat itu sendiri kemudian tersebar bukan hanya di PPI Tomsk, tapi ke jaringan mahasiswa Indonesia di seluruh Rusia sebelum akhirnya viral.
Jeihan menduga korban merasa Turah belum menyampaikan klarifikasi yang benar dan penuh usai pertemuan pertama. Alhasil JA pun menuntut PPI Tomks menggelar audiensi atau pertemuan kedua dengan Turah.
"Di pertemuan 2, JA melakukan audiensi untuk TP, dan Gokma menceritakan kronologi kejadian di hadapan TP dan mahasiswa Indonesia lainnya. Pertemuan 2 berakhir dengan penerimaan uang ganti kacamata Turah (rusak ketika pertengkaran dengan pacar JA)," lanjut Jehian.
Dalam utas itu, Jehian juga membantah dugaan ancaman yang diberikan pelaku kepada korban. Kemudian, Menurut Gokma dan TP, masalah ini tidak disebar di media sosial atas dasar untuk menjaga nama baik JA.
"Menurut Sandi, Masalah tidak selesai karena keluarga TP dikabarkan memberikan ancaman kepada keluarga JA, yang langsung dibantah oleh Gokma dari pihak PPI dan TP sendiri," kata dia.
Meskipun demikian, Jehian mengaku masih menunggu konfirmasi jelasnya dari Turah. Selain itu, dirinya pun mengajak publik untuk mendukung JA yang telah berani berbicara (speak up) dalam kasus pelecehan yang diterimanya.
Perihal dugaan pelecehan ini, CNNIndonesia.com belum mendapatkan pernyataan dari Turah.
Untuk diketahui, nama Turah Parthayana memang tak asing di industri hiburan digital seperti YouTube. Pengalamannya kuliah di luar negeri membuatnya kerap membagikan video kesehariannya, hingga proses membuat skripsi di sana.
Kanal YouTube milik Turah Parthayana diketahui telah diikuti setidaknya oleh 1,16 juta orang, dan memiliki jumlah penonton yang tidak sedikit.
(khr/kid)