Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan saat ini ada 163 wilayah yang masuk dalam kategori zona kuning di seluruh Indonesia. 163 wilayah yang bisa kembali melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah.
"Kalau lihat peta per tanggal 2 Agustus, maka ada 163 zona kuning yang kiranya nanti ini akan bisa dilakukan kegiatan belajar tatap muka," kata Doni dalam konferensi pers daring digelar Kemendikbud, Jumat (7/8).
Meski begitu, Doni menyebut keputusan untuk membuka kembali sekolah tak dipegang pemerintah pusat atau satuan tugas pusat. Keputusan sepenuhnya ada di bawah kendali daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena para pejabat itu yang paling tahu situasi di daerah masing-masing. Di luar hal ini beberapa daerah telah mencoba melakukan kegiatan belajar tatap muka dalam hal pra kondisi dan simulasi," kata Doni.
Untuk diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim bakal segera mengeluarkan izin sekolah tatap muka di daerah zona kuning persebaran virus corona (Covid-19).
Dalam kesempatan itu, Doni juga mengakui beberapa wilayah yang mulai membuka kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka nyatanya tak semudah yang dibayangkan. Kata dia, masih banyak orang tua murid yang justru tak ingin anaknya kembali ke sekolah hingga keadaan benar-benar aman dari wabah.
![]() |
Doni mengakui bagaimanapun risiko penularan Covid-19 akan selalu ada selama belum ditemukan vaksin dan obatnya.
"Selama wabah ini masih ada, dan selama badan-badan dunia belum mencabut status kedaruratan kesehatan tentang covid, maka seluruh risikonya masih ada dan ini harus jadi pertimbangan kita semua," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.
Oleh karena itu, Doni memerintahkan jika ada sekolah yang memang akan menggelar kegiatan belajar mengajar seperti biasa, maka harus memulai kegiatan dengan prakondisi. Tak hanya itu, sekolah-sekolah ini juga harus melakukan simulasi, termasuk juga memenuhi kebutuhan alat pendukung untuk mengurangi risiko paparan Covid-19.
"Termasuk sosialisasi penggunaan masker, jaga jarak, tersedianya alat hand sanitizer, alat cuci tangan tersedia, sabun dan seluruh alat pendukung lainnya untuk bisa kurangi risiko," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteris Koordinator Pemabangunan Manusia (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan semua pihak agar semakin meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian ketika proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah mulai kembali diterapkan.
"Saya ingatkan, seperti yang disampaikan bapak Presiden ketika kita berani mengambil risiko untuk melaksanakan kegiatan belajar langsung di sekolah maka kita juga harus berhati-hati meningkatkan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Muhadjir
Sesuai pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Muhadjir juga meminta semua pihak bergerak cepat dan memiliki tingkat responsif yang tinggi jika ada kejadian-kejadian yang tak dikehendaki di lingkungan sekolah saat proses belajar mengajar mulai berlaku kembali.
Lebih lanjut, Muhadjir juga berpesan bagi wilayah yang hendak membuka kembali sekolah agar memerhatikan saran dan rekomendasi dari tim Satgas Covid-19.
"Perhatikan saran dari satgas di daerah masing-masing, apalagi ketua satgas di daerah itu otomatis adalah pejabat, pimpinan daerah setempat," kata Muhadjir.
"Dengan demikian saya berharap semua penetapan dari sekolah mana atau sekolah yang ada di mana itu harus bisa dilaksanakan itu supaya betul-betul menjadi harus diperhatikan sungguh-sungguh," lanjutnya.