Panduan Protokol Kesehatan Warga Depok Sepulang dari Kantor

CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2020 18:47 WIB
Pemkot Depok menerbitkan protokol kesehatan bagi warga sepulang kerja dan aktivitas di luar rumah seiring lonjakan kasus covid-19 beberapa pekan terakhir.
Pemkot Depok menerbitkan protokol kesehatan bagi warga sepulang kerja dan aktivitas di luar rumah seiring lonjakan kasus covid-19 beberapa pekan terakhir. (Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menerbitkan aturan protokol kesehatan bagi warga sepulang kerja dan aktifitas lain di luar rumah. Aturan protokol itu diterbitkan seiring lonjakan kasus Covid-19 di Depok dalam beberapa pekan terakhir.

"Telah diterbitkan Surat Edaran Wali Kota Depok Nomor 443/376-Huk/GT tentang protokol kesehatan bagi warga setelah melakukan aktivitas perkantoran, tempat kerja dan aktifitas lainnya di luar rumah," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam keterangannya, Selasa (11/8).

Surat edaran tersebut, antara lain mengatur warga sepulang aktivitas di luar rumah agar segera membersihkan diri atau mandi, dan dianjurkan untuk tidak menyentuh apapun sebelum mencuci tangan dengan sabun atau handsanitaizer. Termasuk menghindari kontak dengan anak-anak dan lansia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, warga juga dihimbau agar semua benda pribadi seperti kacamata maupun ponsel, dan benda lain yang dibawa dari luar untuk dibersihkan terlebih dahulu dengan desinfektan.

"Saling mengingatkan di antara anggota keluarga terhadap penerapan protokol kesehatan yang harus dilakukan setiap individu ketika di luar rumah," demikian penggalan himbauan lain dalam Edaran tersebut.

Idris mengakui, Kota Depok mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 dalam dua pekan terakhir. Menurut dia, peningkatan itu banyak bersumber dari aktifitas perkantoran dan tempat kerja lain, yang kemudian berpotensi menularkan pada lingkungan keluarga.

Terlebih, katanya, hampir 60 persen warga Depok bersifat commuter atau yang setiap hari pulang pergi untuk bekerja. Kondisi itu ditambah mobilitas masyarakat di Jabodetabek, yang saat ini umumnya juga cukup tinggi.

"Kepada seluruh warga, kami meminta untuk memproteksi diri kita dan keluarga dari penularan Covid-19, dengan melaksanakan standar protokol kesehatan yang mungkin kita sudah jenuh mendengarnya, tetapi itulah upaya yang harus kita lakukan," ujar Idris.

Sementara itu, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyebut, Kota Depok saat ini tercatat sebagai satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang masuk dalam zona merah. Dia bilang, Kota Depok menjadi zona risiko tinggi penularan karena mobilitas warga setempat yang tinggi.

"Kalau kita lihat di Depok ini memang cukup banyak yang positifnya mungkin karena mobilitasnya tinggi terutama ke daerah Jabodetabek, memang ini butuh perhatian khusus," kata Dewi di Graha BNPB, Senin (10/8).

Mengutip data terakhir per Senin (10/8), situs resmi Pemkot Depok mencatat kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah itu mencapai 1.456. Dari jumlah tersebut, 1.069 dinyatakan sembuh dan 53 di antaranya meninggal dunia. 

(thr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER