Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra mengingatkan pejabat pemerintah berhati-hati dalam menyuarakan optimisme vaksin virus corona (covid-19) akan tersedia dalam waktu dekat.
Hermawan menyebut pernyataan berlebihan bisa menjadi harapan semu sehingga masyarakat mulai lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Optimisme pejabat tidak perlu disampaikan secara vulgar di depan publik karena bisa menjadi bumerang," kata Hermawan dalam diskusi daring Polemik MNC Trijaya Network, Sabtu (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengimbau pemerintah berhati-hati saat memberikan pernyataan. Ia juga menyoroti beberapa pejabat yang seolah gemar menaruh harapan besar kepada masyarakat terkait kesiapan produksi mandiri vaksin covid-19.
"Sebagai masyarakat tentu saja tidak boleh terlalu over-confidence vaksin akan ada pada awal Januari 2021. Tetapi kita juga tetap berharap optimis, sadar dan sabar dalam perilaku hidup sehat," sambungnya.
Menurut Hermawan, pemerintah memiliki rekam jejak dalam memberikan harapan semua, seperti saat Menteri Pertanian mengenalkan Kalung Kayu Putih dan menyebutnya bisa menangkal Covid-19.
Selain itu, Gubernur Bali Wayan Koster sempat mengklaim metode pengobatan tradisional Bali (usada) dengan cara terapi arak Bali efektif menyembuhkan pasien positif tanpa gejala (asimtomatik).
"Komunikasi publik menjadi sangat penting, karena jangan sampai di dalam kesadaran masyarakat, kita seolah-olah menaruh harapan besar. Padahal nanti pada waktunya belum tentu ini bisa kita realisasikan," pesannya.
Dihubungi secara terpisah, Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo juga menyatakan senada, untuk tidak terlalu bereuforia atau berharap penuh terhadap vaksin Sinovac yang sudah uji klinis fase III.
"Karena tidak ada jaminan bahwa uji klinis fase III akan berhasil membuktikan efek proteksi. Semua peneliti yang terlibat dalam uji klinis tidak ada yang berani menjamin," kata Ahmad.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan vaksin bisa diproduksi di Jabar, awal tahun 2021 jika uji klinis fase III berjalan lancar. Senada, Presiden Joko Widodo diketahui memperkirakan vaksin Covid-19 bakal diproduksi Januari-April 2021.
"Kita kerja sama ada yang dengan Sinovac, perkiraan kita masuk produksi kira-kira Januari-April tahun depan," ujar Jokowi di Jakarta, Senin (13/7) lalu.
Baru-baru ini, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir juga menyatakan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan produksi vaksin covid-19 lewat BUMN farmasi, yakni PT Bio Farma (Persero). Ia berjanji pemerintah siap memproduksi sebanyak 250 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini.
Meski penuh tantangan, namun ia menyanggupi untuk mulai menyuntikkan vaksin kepada 30 juta hingga 40 juta orang pada Januari-Februari 2021 dengan syarat seluruh komponen pemerintah seperti TNI/Polri, lintas kementerian, dan pemerintah daerah turut berperan aktif membantu.
"Kami memastikan bahwa kalau ini benar semua, Januari-Februari bisa mulai menyuntikkan sampai kurang lebih 30 juta - 40 juta vaksin," kata Erick, Jumat (7/8) lalu.
(kha/vws)