Sejumlah kepala sekolah dan guru mengaku telat menerima modul belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat tahun ajaran baru sudah berjalan. Namun, belum ada solusi konkret dari Pemerintah.
Modul ini sendiri dibuat pemerintah pusat dengan harapan membantu pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara luar jaringan (luring).
Ikna Saepudin, guru di SD Negeri Sungai Bambu 05, Jakarta Utara, mengatakan dirinya belum menerima modul belajar yang seharusnya dibagikan ke jenjang SD dan PAUD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini saya belum mendapat kabar untuk modul itu. Bentuknya seperti apa atau bagaimana. Karena saya belum dapat kabar," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (24/8).
Namun begitu, ia mengaku modul belajar bukan jadi kendala utama yang dirasakan guru saat mengajar jarak jauh. Ia justru lebih mempersoalkan kendala teknis.
Sekolah tempat Ikna mengajar menampung siswa berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan di antara mereka sering terkendala fasilitas untuk belajar daring.
Siswa baru bisa bersekolah di sore hari karena gawai dipakai orang tua untuk bekerja. Kendala biaya kuota juga kerap dikeluhkan orang tua, sehingga proses belajar hanya bisa dilakukan dengan jejaring Whatsapp agar hemat.
Perkara pemberian materi, katanya, selama ini bisa diakali dengan menyampaikan melalui rekaman video. Yang jadi kendala karena tidak semua siswa bisa mengakses video tersebut di waktu belajar.
![]() |
"Solusi yang saya harapkan dari pemerintah sebenarnya lebih perkara teknis. Saya berharap di pos-pos RW, di sekitar rumah siswa itu disediakan wifi agar anak-anak bisa mengirim tugas tepat waktu," lanjutnya.
Ninik Chaeroni, Kepala SD Negeri 2 Patukangan di Kendal, Jawa Tengah, berpendapat modul belajar bisa membantu PJJ luring. Namun sayangnya modul yang diterima dari pemerintah pusat telat sampai.
"Waktu minggu lalu itu baru ada modul minggu satu. Padahal sekolah saya sudah pembelajaran di minggu ketiga. Jadi agak terlambat," ceritanya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Dari modul yang diterima, ia mengatakan instruksi yang disampaikan pada modul sebenarnya jelas dan rinci. Terdapat panduan tahapan belajar yang diakhiri dengan latihan soal.
Namun karena pembagiannya telat Ninik memutuskan tidak memakai modul pekan pertama itu. Menurutnya isi dalam modul itu juga tak jauh berbeda dari proses belajar yang sudah diterapkan sekolahnya sejak awal PJJ.
Ninik mengatakan sekolahnya menerapkan pembelajaran daring dan luring secara bersamaan. Setiap materi pembelajaran daring dicatat dan dibagikan ke siswa yang harus belajar luring.
Dengan begitu ia menjanjikan materi dan kompetensi yang dicapai siswa yang belajar daring dan luring kurang lebih sama.
CNNIndonesia.com berupaya menghubungi Direktur SD Kemendikbud Sri Wahyuningsih terkait distribusi modul ke sekolah, namun belum mendapat jawaban.
![]() |
Mendikbud Nadiem Makarim mengumumkan adanya modul belajar untuk SD dan PAUD bersamaan dengan peluncuran kurikulum darurat. Keduanya diharapkan dapat membantu jalannya pembelajaran luring.
Terdapat tiga modul yang diterima sekolah, yakni untuk guru, siswa, dan orang tua. Modul belajar diperuntukan bagi siswa SD dan PAUD karena kedua jenjang itu paling banyak kendala selama PJJ.
(fey/arh)