Zona merah atau risiko tinggi penularan virus corona (Covid-19) di Jawa Timur (Jatim) berkurang menjadi dua daerah, yakni Kabupaten Tuban dan Sidoarjo.
Hal itu terlihat pada peta risiko yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 23 Agustus, dikutip Selasa (25/8).
Sementara itu zona oranye atau risiko sedang Covid-19 masih mendominasi dengan 24 kabupaten/kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota Surabaya masuk dalam zona oranye setelah sebelumnya zona merah Covid-19. Selain itu yang masuk zona oranye, yakni Jombang, Kota Probolinggo, Bondowoso, Magetan, Gresik, Kota Malang, Banyuwangi.
Pasuruan, Kota Blitar, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Batu, Kediri, Mojokerto, Bojonegoro, Bangkalan, Kota Surabaya, Probolinggo, Nganjuk, Blitar.
Kemudian Malang, Jember, Trenggalek, dan Kota Pasuruan.
Sedangkan zona kuning Covid-19 di Jatim sebanyak 12 daerah, antara lain, Madiun, Sampang, Pamekasan, Ngawi, Kota Kediri, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Lamongan, Lumajang, Sumenep, dan Situbondo.
Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan perubahan zonasi itu berdasarkan perhitungan Satgas Covid-19 Pusat secara berkala.
"Ada tiga (faktor penentu), epidemiologi, pelayanan kesehatan dan surveilens. Jadi tidak hanya satu, ada 15 (indikator) kemudian jadi 3 (faktor besar)," kata Joni, Selasa (25/8).
Berubah-ubahnya warna peta risiko, lanjut Joni, sebenarnya dapat menjadi pengingat bagi tiap-tiap daerah di Jatim, bahwa zonasi sangat fluktuatif.
Status oranye atau kuning sekalipun bukan berarti penularan benar-benar hilang. Menurutnya, zonasi berubah menjadi merah jika masyarakat abai dengan protokol kesehatan.
"Semua masih bisa berubah-ubah. Kan dia berprogres tiap Selasa. Misalkan merah itu high risk transmisi penularannya. Kuning (risiko rendah) juga ada risiko," ujarnya.
Terkait zona merah Covid-19, Joni menyebut Sidoarjo memiliki persentase tingkat kematian yang tinggi. Terbaru, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin meninggal setelah terpapar Covid-19.
"Memang kita lihat kematiannya banyak, tinggi. Warna dipengaruhi penambahan case, kematian, transmission rate dan macam-macam. Persediaan sarana kesehatan juga. Intinya Ada 15 (indikator)," katanya.
Hingga kemarin, Senin (24/8) kasus positif virus corona di Jatim mencapai 30.635 orang. Dari jumlah tersebut, 23.953 orang dinyatakan sembuh dan 2.195 orang lainnya meninggal dunia.
Kasus positif terbanyak masih berasal dari Kota Surabaya dengan jumlah 11.628 orang. Kemudian Sidoarjo 4.758 orang dan Gresik 2.517 orang.
Selain jumlah kasus positif tinggi, Surabaya juga menyumbang pasien meninggal tertinggi dengan 900 orang. Kemudian Sidoarjo 296 orang dan Gresik 165 orang.
(frd/fra)