Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan tes spesimen 30 ribu per hari cukup berat. Hingga hari ini, Indonesia baru bisa menguji spesimen rata-rata sebayak 20-25 ribu per hari.
"Target memang 30 ribu cukup berat saat ini untuk dicapai, rata-rata kita tes 20-25ribu, tapi pernah mencapai 30 ribu," kata Wiku di Kantor Presiden, Kamis (27/8).
Wiku menjelaskan beberapa kendala yang membuat target tersebut sukar dicapai. Terutama saat ini pihaknya kekurangan sumber daya manusia untuk bekerja di laboratorium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya ini memerlukan SDM lab yang lebih banyak," ujarnya.
Kemudian, kata Wiku, kendala lainnya adalah jam operasional laboratorium. Beberapa laboratorium rumah sakit dan milik pihak swasta tak memberikan jasa pemeriksaan spesimen pada hari Minggu.
Ia menyebut Satgas Covid-19 juga menemukan kendala dalam pengiriman sampel spesimen Covid-19. Pada hari-hari tertentu kerap terjadi antrean panjang di laboratorium yang ada.
"Kita juga harus meninkatkan jam operasional lab dan jejaring lab yang ada, pengiriman sampel juga diatur sehingga tidak terjadi antrian panjang," kata Wiku.
Selain itu, Wiku mengatakan ketersediaan reagen untuk melakukan tes PCR harus terus dimonitoring sehingga tidak ada lab yang kehabisan. Wiku mengatakan ada 300 laboratorium untuk pemeriksaan spesimen Covid-19.
"Perlu kami sampaikan bahwa variasi alat PCR di lab cukup banyak, ada 12 kementerian lembaga yang mengelola hampir 300 lab, tentunya dengan ini kita harapkan penyediaan reagen jadi lebih tepat dan cepat," ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo mengatakan belum tercapainya target pemeriksaan spesimen sebanyak 30 ribu per hari karena pihaknya tak ingin memaksa tenaga medis bekerja melampaui batas waktu.
Doni menyebut pihaknya ingin mengantisipasi tenaga medis mengalami kelelahan sehingga berpotensi terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Kendalanya banyak, padahal jumlah laboratorium dan mesin PCR sudah memadai. Tapi kita tidak bisa paksa mereka kerja total, karena nanti kalau kelelahan bisa terpapar Covid-19 juga," ujar Doni dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8).
Doni mengatakan baru empat provinsi yang memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam tes PCR, yakni 1.000 tes per 1 juta penduduk setiap minggu. Empat daerah tersebut adalah Sumatra Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan.
Jenderal bintang empat itu pun memuji Kepala Laboratorium Universitas Andalas Padang, dr. Andani Eka Putra yang mampu mengerahkan relawan dalam pemeriksaan PCR sehingga Sumatra Barat mampu memenuhi standar WHO.
"Beliau (dr. Andani) mengorganisir para mahasiswa. Jadi jumlahnya meningkat terus sampai lebih dari 52 orang yang kerja 24 jam membagi sif untuk mahasiswa," kata Doni.
Doni berkata Satgas Covid-19 akan mengutus Andani bersama timnya untuk membantu peningkatan kapasitas laboratorium di sejumlah daerah.
"Pola ini sudah kami upayakan di beberapa daerah, terutama di Jatim, Kalsel dan Sulsel dan beberapa daerah lain yang akan minta bantuan ke Satgas," ujarnya.
Pada pertengahan Juli 2020 lalu, Jokowi menargetkan uji spesimen mencapai 30 ribu per hari. Target ini meningkat dari sebelumnya yakni 20 ribu per hari.
Namun, target teranyar dari Jokowi itu baru terpenuhi pada 29 dan 30 Juli 2020 yakni 30.261 dan 30.046 spesimen. Selepas itu pemeriksaan spesimen belum kembali mencapai angka 30 ribu.
Sementara pada hari ini, Kamis (27/8), pemeriksaan spesimen hanya mencapai 29.663 spesimen dari 21.018 orang. Secara total, Indonesia baru memeriksa 1.233.486 orang dengan 2.136.416 spesimen.
(mln/mts/fra)