Kementerian Agama (Kemenag) menilai keterbatasan fasilitas hunian hingga fasilitas kesehatan yang dimiliki pondok pesantren (ponpes) menjadikannya sebagai sasaran empuk penularan virus corona.
Hal itu terbukti dengan angka persebaran Covid-19 di ponpes yang menunjukkan angka fluktuatif cenderung terus meningkat dalam dua hingga tiga bulan terakhir.
"Keterbatasan fasilitas pendidikan dan sarana kesehatan yang tidak berbanding lurus dengan santri yang menempati asrama adalah faktor utama dari ancaman bagi penularan virus corona ini," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi dalam Malam Puncak Peringatan Hari Santri 2020 yang disiarkan secara daring, Rabu (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain faktor keterbatasan fasilitas, Zainut menyebut pola interaksi dan komunikasi yang intens di dalam pesantren juga menjadi kebiasaan yang berpotensi menyuburkan persebaran virus di lingkungan ponpes.
Zainut mafhum bahwa santri memiliki tren pertemanan yang 'guyup', namun hal itu ternyata sangat berkebalikan dengan salah satu prinsip protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Pola interaksi dan komunikasi yang intens diantara sesama santri yang selama ini menjadi sarana mereka mengenal dan bersilaturahmi, juga menjadi sangat mengkhawatirkan," imbuhnya.
Kendati demikian, Zainut turut mengapresiasi beberapa ponpes yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi di lingkungannya.
Menurutnya, hal itu dapat menjadi salah satu bukti nyata bahwa pesantren memiliki daya tahan di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang ada. Berbekal tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri serta mengikuti keteladanan dan sikap kehati-hatian kiai, Zainut berharap secepatnya covid-19 yang menyebar di lingkungan pesantren dapat sepenuhnya terkendali.
"Saya yakin jika santri dan keluarga besar pesantren mampu melampaui pandemi ini dengan baik, InsyaAllah negara kita juga akan sehat dan kuat," pungkasnya.
(khr/evn)