Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan Detasemen Polisi Militer (Denpom) telah melakukan pemeriksaan terhadap 12 orang saksi terkait penyerangan Polsek Ciracas Jakarta Timur pada Sabtu dini hari (29/8) lalu.
Tiga di antaranya, kata Hadi, telah mengaku terlibat sementara sejumlah saksi lainnya masih dilakukan pendalaman.
Selain itu, penyitaan juga dilakukan terhadap ponsel milik Prada Ilham yang jadi pemicu terjadinya perusakan tersebut. Dari ponsel tersebut diketahui Prada Ilham mengirimkan informasi kepada 27 orang anggota TNI soal hoaks bahwa dirinya mengalami pengeroyokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketiga orang tersebut (yang telah mengaku terlibat) adalah pelaku perusakan sepeda motor kendaraan. Kemudian dikembangkan lagi terkait handphone milik prajurit MI. Dan ditemukan bahwa prajurit MI telah menghubungi 27 rekannya dan itu akan dijadikan pengembangan lebih lanjut," tuturnya dalam jumpa pers di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar seperti disiarkan langsung Kompas TV, Minggu (30/8).
Hadi juga memastikan akan menindak tegas pelaku perusakan dan anggotanya yang terlibat dalam aksi tersebut. "Apabila memang terbukti, maka akan dilakukan tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya
Hadi menegaskan Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal dan tidak dikeroyok oleh siapapun. Sebelumnya Prada Ilham diduga melakukan provokasi karena mengaku dikeroyok. "Dari keterangan saksi dan rekaman CCTV, bahwa luka yang ada di prajurit MI bukan karena pengeroyokan, tapi akibat kecelakaan tunggal," kata dia.
Hadi mengaku telah menginstruksikan Pangdam Jaya untuk melakukan pengusutan dan mencari kebenaran terkait kejadian tersebut.
Atas kejadian ini ia meminta anggotanya untuk tak mudah terprovokasi dengan kabar yang belum jelas kebenarannya. Mengingat, buntut dari penyerangan Mapolsek Ciracas ditenggarai dari adanya kesalahan informasi mengenai kecelakaan tunggal yang dialami Prada MI.
"Kami semua menyesalkan kejadian tersebut untuk itu saya ingin mengimbau dalam kesempatan siang hari ini, bahwa agar seluruh masyarakat, TNI, maupun Polri, tidak mudah terhasut apabila ada berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tandasnya.
(hdr/gil)