Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat (Sumbar) Andre Rosiade mengklaim kandidat yang diusung pihaknya di Pilkada Sumbar 2020 lebih Pancasilais daripada calon yang diusung PDIP.
Hal itu dikatakannya terkait pernyataan Ketua DPP PDI-Perjuangan Puan Maharani yang mengharapkan agar Sumbar menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
"Untuk Provinsi Sumatera Barat, rekomendasi diberikan kepada Ir. Mulyadi dan Drs. H. Ali Mukhni. Merdeka! Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," kata Puan, saat mengumumkan dukungan PDIP untuk pasangan Mulyadi-Ali Mukhni, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di acara yang sama, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku heran dengan Sumatera Barat. Mega bilang masyarakat Sumbar enggan memilih jagoan-jagoan PDIP dalam beberapa pemilihan lalu.
Diketahui, Partai Gerindra sendiri mengusung pasangan Nasrul Abit-Indra Catri di Pilkada Sumbar.
"Bagi kami, calon kami Nasrul Abit-Indra Catri, kami rasa lebih Pancasilais dari pada yang diusung PDIP dan Puan, Mulyadi-Ali Mukhni," klaim Andre, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/9).
Ia pun menilai pernyataan Puan bisa jadi blunder di Pilgub Sumbar 2020. Andre pun menyarankan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu untuk mengklarifikasi pernyataannya.
"Saya ingin berprasangka baik saja, bahwa pernyataan itu tidak bermaksud mendiskreditkan rakyat Sumbar. Saran saya supaya tak berpolemik berkepanjangan, Puan klarifikasi," kata Andre.
"Jangan sampai, mohon maaf, Puan punya persepsi karena PDIP tak menang di Sumbar seakan-akan kami tak pancasilais begitu. Kami sangat Pancasilais," imbuhnya.
Ia menerangkan banyak tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lahir di Sumbar.
"Saya ingin mengingatkan Mbak Puan ya, ada tim sembilan ya yang membantu merumuskan kalimat-kalimat Pancasila, dari panitia itu tiga orang berasal dari Minang [yakni] Bung Hatta, Bung Yamin dan Haji Agus Salim," ujar Andre.
Terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief menegaskan peran Sumatera Barat dalam kelahiran Republik Indonesia.
Hal itu ia sampaikan dalam cuitannya di Twitter saat menyambut Mulyadi sebagai calon Gubernur Sumbar yang diusung Demokrat. Ia juga mengunggah foto Mulyadi bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekjen Teuku Riefky Harsya.
"Selamat berjuang Pak Mulyadi untuk Pilgub Sumbar. Sumatera Barat adalah bagian penting juga dari Indonesia, banyak tokoh besar lahir di propinsi ini dan punya peran besar melahirkan Indonesia. Ini kenyataan sejarah. Jangan dilupakan," cuitnya dalam akun @AndiArief__ seperti dikutip Kamis (3/9).
Dalam pilgub Sumbar, Demokrat bakal berkoalisi dengan PDIP dan PKB untuk mengusung Mulyadi-Ali Mukhni. Secara total, koalisi ini memiliki modal 23 kursi di DPRD Provinsi Sumbar.
Pasangan itu kemungkinan akan bertarung dengan dua pasangan lainnya, yakni Mahyeldi-Audy Joinaldi yang diusung PKS dan PPP, serta pasangan Nasrul Abit-Indra Catri yang diusung Partai Gerindra.
![]() |
Terpisah, Mulyadi, yang merupakan kader Partai Demokrat, menyambut positif dukungan dari PDIP, PKB, dan Demokrat. Dia berharap dukungan tiga partai dapat mengantarkannya sukses di pilgub Sumbar.
"Prinsipnya kita ingin banyak didukung karena ingin membangun Sumbar dengan semangat kebersamaan. Semakin banyak yang mendukung, semakin banyak yang memberi masukan. Tentu akan semakin baik," kata dia, seperti dilansir Antara, Kamis (3/9).
Berdasarkan catatan yang dihimpun CNNIndonesia.com, PDIP selalu kalah di Sumatera Barat dalam beberapa pemilu tingkat provinsi maupun tingkat nasional terakhir.
Dalam Pilkada Serentak 2015, PDIP mengusung pasangan Muslim Kasim-Fauzi Bahar. Saat itu, PDIP berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional, Partai NasDem, Partai Hanura. Mereka punya modal 23 dari 45 kursi DPRD Sumbar.
Jagoan PDIP itu menghadapi pasangan Irwan-Nasrul yang diusung Gerindra dan PKS. Pasangan petahana itu hanya punya modal 15 kursi di parlemen Sumbar.
Meski begitu, Irwan-Nasrul keluar jadi pemenang. Mereka meraih 1.175.858 suara atau 58,62 persen suara sah. Sementara Muslim-Fauzi hanya meraup 830.131 suara atau 41,38 persen suara sah.
Pada tingkat nasional, PDIP juga hanya mampu menjadi partai papan tengah di Sumbar. Di Pemilu 2014, PDIP hanya meraih 103.069 suara di daerah pemilihan Sumatera Barat I dan 80.996 suara di Sumatera Barat II.
Dengan raihan itu, PDIP berada di urutan ke-8 dari 12 partai yang ada di Sumbar I. Sementara di Sumbar II, PDIP berada di urutan keenam. Alhasil, PDIP hanya punya dua kursi DPR RI dari Sumatera Barat.
![]() |
Pencapaian itu anjlok di Pemilu 2019. PDIP tak mendapat jatah kursi DPR sama sekali di Sumatera Barat. Mereka sempat menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Konstutusi, tapi gugatan itu ditolak.
Di tingkat Pilpres pun, PDIP bernasib sama. Joko Widodo, kader sekaligus capres yang diusung PDIP, kalah telak dalam dua kali pilpres. Mayoritas warga Sumbar tetap memilih Prabowo Subianto sebagai capresnya.
(mts/dhf/arh)