Perhimpunan Dokter Paru: Tolong Bantu, Kami Berobat Susah

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Sep 2020 19:30 WIB
Para tenaga kesehatan (nakes) rentan terpapar Covid-19. Namun mereka kesulitan dan harus membayar jika ingin menjalani swab test.
Dua orang paramedis saling membantu dalam mengenakan pakaian dan alat pelindung diri (APD) sebelum bertugas menangani pasien COVID-19 di Ciputra Hospital, Jakarta, Kamis (30/4/2020). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) meminta pemerintah memperhatikan nasib tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja menangani pasien virus corona (Covid-19).

Pengurus Pusat PDPI Eva Sri Diana mengatakan pihaknya meminta pemerintah memberikan kemudahan bagi para nakes maupun keluarga yang ingin memeriksakan kondisi kesehatannya.

Menurut dia, dengan risiko terpapar Covid-19, selama ini nakes masih kesulitan dan harus membayar jika ingin melakukan pemeriksaan melalui swab test.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tolong kami dibantu, karena jujur kami-kami yang sakit ini untuk berobat susah. Untuk swab saja kami harus berbayar, demikian juga keluarga kami. Padahal kami adalah orang yang berisiko kena dan keluarga kami berisiko terpapar," kata Eva saat menyampaikan testimoni dalam sebuah acara peluncuran pusara digital, yang disiarkan melalui Youtube Lapor Covid-19, Sabtu (5/9).

Mereka juga berharap pemerintah memberikan alat pelindung diri (APD) yang memadai bagi para nakes. 

"Kepada pemerintah saya meminta supaya tolong perhatikan kami. Tolong beri kami APD yang memadai," kata Eva. 

Petugas medis Puskesmas Ulee Kareng memakai jas hujan plastik sebagai alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien di Banda Aceh, Aceh, Rabu (8/4/2020). Petugas medis di tingkat puskesmas menggunakan jas hujan karena keterbatasan APD yang sesuai standar guna menghindari penularan virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/foc.Petugas medis Puskesmas Ulee Kareng memakai jas hujan plastik sebagai alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien di Banda Aceh, Aceh, Rabu (8/4/2020). (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya ratusan nakes yang menjadi garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19. 

Kepergian ratusan nakes itu, kata dia, juga telah membuktikan bahwa Covid-19 bukanlah sebuah konspirasi.

"Ratusan nakes yang gugur itu menjadi bukti bahwa Covid-19 itu bukan konspirasi kami para dokter. Bukan konspirasi kami para nakes. Tetapi itu adalah fakta yang memang kita hadapi bersama," ucap dia.

Sebelumnya, IDI mencatat sebanyak 100 dokter telah gugur selama pandemi Covid-19 per 30 Agustus 2020. Seluruh dokter yang meninggal itu dalam kondisi positif Covid-19.

IDI mencatat jumlah kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur yakni sebanyak 25 dokter, kemudian Sumatera Utara 15 dokter, dan DKI Jakarta 14 dokter.

(yoa/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER