Presiden Joko Widodo mengingatkan agar tidak ada penggunaan narasi politik identitas hingga politik SARA pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
Jokowi ingin pihak yang memanfaatkan politik identitas maupun SARA dalam proses pilkada dapat tindakan tegas.
"Jangan membiarkan bahasa-bahasa, narasi, simbol-simbol, yang membahayakan persatuan dan kesatuan masyarakat. Harus ada ketegasan, jangan sampai menggunakan politik identitas, politik SARA, karena membahayakan persatuan dan kesatuan. Ini harus dicegah," ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas tentang lanjutan pembahasan 'Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak' seperti yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih menggunakan narasi SARA, Jokowi mendorong para calon di pilkada beradu program dan kemampuan sebagai pemimpin daerah. Ia juga meminta masyarakat aktif mempelajari rekam jejak para calon agar mendapat pemimpin yang terbaik.
"Kita harus mendorong para calon beradu program, kontestasi gagasan, beradu kemampuan menjadi pemimpin daerah," katanya.
Di sisi lain, Jokowi juga mengingatkan agar jajaran TNI/Polri tetap bersikap netral dan tidak memihak pasangan calon mana pun di helatan Pilkada Serentak 2020.
Selanjutnya, mantan wali kota Solo itu juga menekankan agar seluruh pihak penyelenggara pilkada tetap mematuhi protokol kesehatan. Ia juga mengingatkan agar kualitas demokrasi selama pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap terjaga.
"Kita ingin dalam posisi yang sulit seperti ini demokrasi kita semakin dewasa, demokrasi kita semakin matang," tuturnya.
(psp/ain)