Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau ospek Unesa yang digelar secara daring, pada Senin (14/9) malam, menjadi viral di media sosial. Kementerian Pendidikan Kebudayaan pun turun tangan menangani dugaan perundungan atau bullying itu.
Ospek Unesa itu sendiri sempat menjadi trending topic di media sosial hingga 32.800 kicauan usai video rekamannya yang berdurasi 30 detik diunggah ke akun Twitter @skipberat.
Dalam unggahan tersebut, terdengar suara tinggi yang meminta untuk memperlihatkan ikat pinggang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang mahasiswi baru (maba) yang mengenakan setelan jilbab hitam, rok hitam, dan kemeja lengan panjang motif polkadot, dalam posisi berdiri, menimpali, "enggak ada, mbak".
Jawaban itu dikomentari nyinyir seorang mahasiswi senior. Mahasiswa senior lainnya pun membentak maba tersebut.
"Kamu tahu tata tertibnya gimana?" bentaknya.
"Enggak dibaca tata tertibnya?" cetus salah seorang mahasiswi senior.
"Maaf, kak," ucap maba itu lirih.
Polah para senior itupun memicu kecaman warganet. Beragam meme muncul menyindir para senior galak tersebut.
Ketua Satuan Kehumasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Vinda Maya Setianingrum menyebut ospek yang menjadi viral ini ada di Fakultas Ilmu Pendidikan.
PKKMB daring di kampusnya digelar di tujuh fakultas dan resmi dibuka pada Senin (7/9).
"Yang viral ini Fakultas Ilmu Pendidikan. Kami baru tahu setelah viral karena tujuh fakultas ini melakukan PKKMB daring. Jadi, kami memang tidak bisa melakukan pengawasan secara detail," ucapnya, dikutp dari Antara.
Rektor Unesa Nurhasan mengakui melakukan kesalahan dalam koordinasi PKKMB tersebut.
"Saat ini kami bersama pimpinan kemahasiswaan dari Fakultas terkait telah memberikan evaluasi sekaligus bimbingan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan seluruh masalah yang ada akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan," ungkap dia melalui pernyataan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (15/9).
Konseling
Unesa pun mengaku mahasiswa yang terlibat ospek itu, baik maba ataupun panitia, banyak mengalami tekanan dari publik. Pihak kampus pun akan memberikan layanan konseling psikologi untuk menjaga kondisi mental mereka.
"Mereka mengalami tekanan yang luar biasa hebat di media sosial maupun langsung di nomor pribadi, sehingga kami ambil langkah cepat untuk memberikan layanan terapi kognitif yang biasa diberikan untuk penderita tekanan mental," kata Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setyaningrum.
![]() |
Pihak Unesa bersama panitia PKKMB juga akan berkunjung ke rumah mahasiswa baru yang menjadi korban perundungan tersebut. Kampus berupaya menyelesaikan insiden ini dengan cara kekeluargaan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam sempat menghubungi rektor Unesa langsung untuk meminta klarifikasi insiden ini.
Namun, ia menegaskan opsek akan tetap berlangsung secara daring tanpa ada unsur kekerasan, termasuk kekerasan fisik dan verbal.
"Selalu kita ingatkan PKKMB (Perkenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru) secara daring. Dan kampus harus bebas dari kekerasan dan bullying," ujarnya.
Kemendikbud sendiri tengah membahas aturan formal yang bakal mengatur dan menindak kasus bullying dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Aturan ini nantinya akan berbentuk Permendikbud.
(fey/arh)