Acara Silaturahim Akbar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Timur, di Gedung Juang 45, Surabaya, Senin (28/9) batal digelar. Acara itu mendapatkan penolakan sejumlah kelompok di Surabaya.
Rencananya acara itu dihadiri oleh Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Komite Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmat Wahab, serta Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Pantauan di lokasi, ratusan orang yang mengatasnamakan dirinya Surabaya Adalah Kita telah memblokade gedung tersebut. Massa KAMI yang hendak datang pun tak bisa masuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi, Chakti menegaskan bahwa pihaknya menolak keras keberadaan KAMI. Ia menilai kelompok itu pemecah belah bangsa.
"Keberadaan KAMI Jatim pemecah belah bangsa," kata Chakti, di lokasi.
Ia bahkan menilai, KAMI bukan gerakan moral, melainkan kelompok yang diduga melakukan makar karena sakit hati dengan pemerintah.
"KAMI bukan gerakan moral melainkan gerakan makar gerombolan sakit hati," ucapnya.
Apalagi, kata Chakti, Silaturahim Akbar Kami tersebut digelar di tengah masa pandemi Covid-19. Hal itu bisa berisiko menimbulkan penularan corona.
"Kami menolak dikarenakan dapat menyebarkan virus Covid-19 di Kota Pahlawan," ujarnya.
CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi perihal penolakan tersebut ke Komite Eksekutif KAMI Jatim Donny Handricahyono. Namun yang bersangkutan tak memberikan respons.
Berdasarkan informasi, Gatot Nurmantyo sendiri sempat menemui sejumlah tokoh KAMI di sebuah tempat di bilangan Jambangan, Surabaya. Namun acara itu tak berlangsung lama.
(frd/wis)