Jatuh Bangun Sang Cucu Jaga Surat Nikah Inggit dan Sukarno

CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2020 08:51 WIB
Tito Zeni Asmara Hadi pernah mengalami kerugian besar, membuatnya hendak menjual surat cerai dan nikah asli dari Inggit Garnasih dan Presiden Sukarno.
Tito Zeni Asmara Hadi, cucu Inggit Garnasih, mantan istri Presiden Sukarno. (CNN Indonesia/Huyogo)
Bandung, CNN Indonesia --

Surat nikah beserta akta cerai Inggit Garnasih dengan Sukarno, menjadi perbincangan hangat setelah muncul desas-desus akan dijual. Arsip yang menyeret nama bapak proklamator tersebut sampai saat ini masih tersimpan aman di tangan ahli waris Inggit.

Hal itu dilontarkan Tito Zeni Asmara Hadi (72) selaku cucu Inggit saat ditemui dalam bincang santai di Sekretariat Komunitas Aleut, Kota Bandung, Minggu (27/9).

"Surat aslinya masih saya simpan di rumah. Masih tersimpan dengan baik," tutur Tito membuka perbincangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito Zeni merupakan salah satu putra dari Asmara Hadi, seorang tokoh nasional di masa pemerintahan Sukarno. Asmara Hadi menikahi Ratna Djuami yang tak lain anak angkat Inggit-Sukarno.

Inggit, wanita yang dinikahi Sukarno pada 1923 hingga bercerai pada 1943, merupakan salah satu wanita yang dianggap memiliki peran besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Istri kedua Sukarno itu meninggal di Bandung, 13 April 1984.

Tito pun memperlihatkan copy dari surat nikah dan akta cerai Inggit-Sukarno kepada CNNIndonesia.com dan para tamu diskusi santai tersebut. Sedangkan surat aslinya ia simpan di rumah.

Tito bercerita bahwa ia mewarisi beberapa benda bersejarah milik Inggit sejak 1982 atau dua tahun sebelum Inggit meninggal dunia. Ia dipercaya menyimpan berbagai benda tersebut yang salah satunya adalah surat nikah otentik Bung Karno dan Inggit.

"Saya sampai cari-cari, bongkar lemari. Waktu itu ada meja belajar Bung Karno di gudang, ada bungkusan plastik di dalamnya yang berisi surat tersebut," ujar Tito.

Setelah menemukan surat berharga itu, Tito langsung menemui neneknya. Singkat cerita, Inggit pun meminta Tito agar benda tersebut disimpan.

"Saya serahkan (perlihatkan) ke Bu Inggit. Setelah dilihat, beliau bilang untuk disimpan dan dirawat," ucap Tito.

Surat nikah dan cerai Sukarno dan Inggit Garnasih masih tersimpan rapi di kediaman Tito Zeni Asmara Hadi, salah satu cicit dari Inggit.Surat nikah dan cerai Sukarno dan Inggit Garnasih masih tersimpan rapi di kediaman Tito Zeni Asmara Hadi, salah satu cucu dari Inggit. (CNN Indonesia/Huyogo)

Amanat sang nenek dilaksanakan Tito. Bahkan, ketika tak lama surat nikah dan akta cerai Inggit-Sukarno ditemukan, ada orang yang menawar untuk membeli.

"Ada orang yang datang namanya Mas Agung yang menceritakan surat kawin dan surat cerai itu pada saya. Tapi saya tidak jual karena memegang amanat. Kira-kira waktu itu ditawari Rp400 juta," ucap Tito.

Angka yang ditawarkan kolektor pada saat itu terbilang fantastis. Namun Tito tetap pada pendiriannya untuk tidak melepas arsip tersebut kepada orang lain.

Menurut Tito, ada wasiat yang disampaikan sang nenek terhadap arsip tersebut. Di mana apabila dokumen itu terjual, maka uang dari hasil penjualan dokumen tersebut dipakai untuk membangun rumah sakit bersalin

"Dalam suatu obrolan, dia (Inggit) bilang ingin dibuatkan rumah sakit bersalin untuk rakyat. Saya paham, mungkin naluri seorang perempuan ingin membantu masyarakat banyak," kata Tito.

Sejak saat itu, Tito berusaha menyimpan surat nikah maupun cerai tersebut seaman mungkin. Khawatir kondisinya rusak, dokumen tersebut dilaminasi. Memang bukan standar laminasi pengarsipan seperti di museum, namun laminasi biasa. Tito mengaku dirinya bukan orang yang mampu untuk membeli laminasi sesuai standar pengarsipan benda sejarah.

"Tidak lama setelah Bu Inggit menyerahkan (dokumen), sama saya karena khawatir sobek dilaminasi," ucapnya.

Tito sendiri bukan orang sering memamerkan surat tersebut kepada orang lain. Bahkan saking dianggap sakral, surat nikah sangat jarang dikeluarkan.

Pernah sekali surat itu diperlihatkan kepada publik ketika pameran memperingati Bulan Bung Karno pada Juni 2019 lalu di Bandung. Itu pun dengan kesepakatan bahwa penyelenggara hanya memperlihatkan beberapa jam saja. Setelah selesai, surat itu kembali dibawa Tito dan kembali disimpan di tempat khusus.

Untuk diketahui, surat perjanjian nikah Inggit-Sukarno dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923 berbahasa Sunda dan bermaterai 15 sen.

Pernikahan itu berlangsung di rumah orang tua Inggit, Jalan Javaveem atau sekarang lebih dikenal dengan Jalan Viaduct.

Sedangkan surat perceraian kedua tokoh perjuangan itu ditandai pada 29 Januari 1943. Selain itu, surat tersebut turut pula ditandatangani oleh sejumlah tokoh yakni Ki Hadjar Dewantara, dan Kiai Haji Mas Mansyur.

Selama 20 tahun menikah, meski tak dikaruniai anak kandung, Inggit setia mendampingi Sukarno selama mengarungi perjuangan memerdekakan Indonesia.

Pernah Ditawari Pemerintah

Keinginan Tito agar dokumen resmi surat pernikahan Inggit dan Sukarno serta akta cerai keduanya untuk disimpan negara pernah nyaris terealisasi.

Pada 2002 lalu, ia sudah mengajukan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat. Bahkan, permintaannya langsung dari gubernur yang menjabat kala itu, Nuriana.

"Sekitar 2002 sudah mengajukan ke pemda, itu bahkan bukan atas permintaan saya tetapi atas nama gubernur Nuriana," tutur Tito.

Tito menyetujui iktikad baik pemerintah waktu itu. Namun dengan kompensasi karena Inggit menitipkan wasiat khusus kepadanya jika surat itu terjual.

"Tidak akan menyerahkan begitu saja, karena saya akan meminta kompensasi di mana sesuai keinginan Ibu Inggit bikin rumah sakit bersalin di Soreang. Waktu itu Pak Nuriana sudah oke, bahkan bertemu DPRD juga sudah oke," ujar Tito.

Surat nikah dan cerai Sukarno dan Inggit Garnasih masih tersimpan rapi di kediaman Tito Zeni Asmara Hadi, salah satu cicit dari Inggit.Surat nikah Sukarno dan Inggit Garnasih di kediaman Tito Zeni Asmara Hadi, salah satu cucu dari Inggit. (CNN Indonesia/Huyogo)

Namun akhirnya rencana Nuriana itu batal meski sudah memasukkan alokasi belanja dokumen itu ke dalam APBD Jabar. Namun tak ada alasan yang jelas mengapa rencana tersebut batal.

"Waktu itu sudah sah masuk APBD. Namun ketika akan mengajukan pencairan dana, tiba-tiba itu dibatalkan. Sekda yang mengeluarkan surat menyatakan kompensasi itu dibatalkan," ungkap Tito.

Mendapatkan kabar tersebut, Tito geram karena ia sudah kadung memberikan panjar untuk membeli tanah memakai uang pribadi. Di sisi lain, ia terpaksa harus menunda mimpi Inggit.

"Waktu itu sudah diberikan DP (down payment) kepada pemilik tanah karena saya merasa program itu sudah pasti. Tapi begitu dibatalkan, DP tanah pun ikut hangus. Banyak kerugian saya waktu itu," ungkap Tito.

Kejadian 18 tahun lalu itu, menurut Tito, menunjukkan bahwa dirinya sudah pernah beriktikad baik kepada pemerintah. Bahwasannya, surat nikah dan akta cerai Inggit-Sukarno dikembalikan ke negara untuk kepentingan yang lebih bermanfaat.

"Jadi bukan tidak pernah diajukan ke pemerintah. Bahkan saya sudah pernah mengikuti cara pikir pemerintah," tegasnya.

Menjawab Desas Desus

Dalam kesempatan obrol santai di Komunitas Aleut itu, Tito mengaku terkejut dengan unggahan di media sosial (medsos) bahwa dokumen Inggit-Sukarno diperjualbelikan.

Desas-desus akan dijualnya dua dokumen pernikahan milik tokoh proklamator itu mencuat usai unggahan sebuah toko daring melalui akun instagram @popstoreindo pada Kamis (24/9). Cuitan itu telah dihapus. Pun dengan sejumlah foto surat nikah dan akta cerai yang diunggah dalam postingan tersebut.

"Seorang bapak di Bandung menawarkan surat nikah dan surat cerai asli Presiden pertama RI Ir. Soekarno dan Ibu Inggit Garnasih. Beliau ternyata cucunya Ibu Inggit. Saya kaget pas baca dokumen sangat bersejarah ini, baru tahu juga ternyata yang jadi saksi cerainya Bung Karno & Bu Inggit adalah Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansoer," demikian dikutip dalam unggahan Instagram @popstoreindo, Kamis (24/9).

Surat nikah dan cerai Sukarno dan Inggit Garnasih masih tersimpan rapi di kediaman Tito Zeni Asmara Hadi, salah satu cicit dari Inggit.Surat nikah dan cerai Sukarno dan Inggit Garnasih yang viral di media sosial. (CNN Indonesia/Huyogo)

Menurut Tito, dirinya tidak menyangka bahwa benda tersebut akan dijual di media sosial.

"Jadi awalnya ada yang kontak ke saya nanyain barang (surat nikah Inggit-Sukarno). Dia nanya, mau dikeluarin enggak, saya bilang mau asal kompensasinya pas," ujarnya.

Tito yang tidak pernah tahu seluk beluk medsos, mengaku terkejut setelah barang tersebut diperjualbelikan di internet. Padahal, pihak yang menghubunginya menyampaikan ada peminat yang beli.

"Saya enggak tahu kalau munculnya di Instagram. Yang jelas ada yang mau beli, tapi tidak disebutkan namanya," tuturnya.

Akun @popstoreindo memberikan klarifikasinya terkait unggahan surat nikah dan akta cerai Inggit-Sukarno.

Dalam pernyataannya, Minggu (27/9), akun jual beli barang-barang klasik tersebut menyampaikan bahwa unggahan surat tersebut sudah dihapus lantaran beritanya jadi menyebar kemana-mana.

"Saya menjaga supaya keluarga Bu Inggit, terutama Pa Tito ga terusik ketenangannya karena setelah postingan itu jadi sangat banyak media (lokal & nasional) yang menghubungi Pa Tito. Harapannya, semoga ketemu pembeli yg serius, dan perjuangan Yayasan Ibu Inggit Garnasih untuk membangun Rumah Sakit Bersalin dapat terwujud. Terima kasih buat perhatian dari para warganet semuanya," tutur akun jual beli yang dikelola @juliuzickboy tersebut.

Sementara Tito mengaku masih berharap ada iktikad baik pemerintah untuk menyelamatkan dokumen tersebut, dan memberikan kompensasi yang sesuai untuk menunaikan wasiat Inggit yaitu mendirikan fasilitas umum seperti rumah sakit bersalin.

"Saya mengharapkan perhatiannya dari negara karena ini menyangkut sejarah. Secara hati nurani seharusnya pemerintah yang bergerak," ucapnya.

(hyg/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER