Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhammad Hasan Chabibie, menjanjikan data pribadi penerima subsidi kuota aman.
"Kami gunakan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) untuk pendataan, Dapodik ini aplikasi resmi Kemendikbud. Kami tidak berani jaring data pribadi kalau enggak gunakan Dapodik," katanya melalui konferensi video, Selasa (29/9).
Dapodik, lanjut Hasan, sudah menggunakan sistem perlindungan data yang sesuai dengan perundang-perundangan. Sehingga data pribadi siswa dan guru dapat dijamin keamanannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia mengklaim sudah meminta setiap pihak yang terkait dalam penyaluran subsidi kuota berjanji melindungi data pribadi penerima. Ini termasuk pihak operator telekomunikasi yang terlibat.
"Sehingga masing-masing pihak bertanggung jawab atas sistem perlindungan data. Sebelum kami deliver nomor ini ke provider. Ini sudah ditandatangani untuk menjaga perlindungan data," jelasnya.
Kendati begitu, Hasan mengaku ada sejumlah hal yang tak bisa diatur pihaknya dalam jalannya program subsidi kuota. Salah satunya perkara banyak operator menawarkan nomor perdana kepada sekolah dan orang tua.
Ia mengatakan selama tidak ada unsur pemaksaan dan nomor ponsel dikonfirmasi kepala sekolah kebenarannya, pihaknya tetap memberikan bantuan kuota ke nomor yang tercantum.
"Ini kami state betul, supaya kepala sekolah memasukkan nomor dengan kebenaran. Tapi kalau tiba-tiba ganti nomor [karena diberi nomor perdana oleh operator], kami tidak bisa larang itu juga," lanjutnya.
Menurut Hasan, mekanisme penyaluran kuota dari Kemendikbud langsung ditransfer ke nomor yang didaftarkan langsung dari operator. Jumlahnya pun sesuai yang ditentukan, yakni 20 sampai 50 gigabit tergantung jenjang pendidikan.
Ia mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kemendikbud, dan Komisi Perlindungan Korupsi untuk memastikan bantuan kuota tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
Bantuan kuota bulan ini disalurkan kepada 27,3 juta penerima hingga 30 September. Kuota diberikan setiap dua kali sebulan sampai Desember 2020 kepada siswa, guru, mahasiswa dan dosen untuk membantu pembelajaran daring.
(fey/ayp)