Calon Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, menyatakan tidak melanggar protokol kesehatan Covid-19 di hari pertama kampanye dengan menggelar acara deklarasi RASA (Relawan Akhyar Salman Alfarisi), di Cafe Roda Tiga Jalan Sei Serayu, Medan, pada Sabtu (26/9) pekan lalu.
Dia mengatakan telah mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dalam acara yang dihadiri alumni SMA-nya itu. Selain itu, hingga saat ini Akhyar mengatakan belum mendapatkan teguran dari Badan pengawas pemilihan umum (Bawaslu) Kota Medan terkait dugaan pelanggaran itu.
"Saya tidak mengakui itu pelanggaran, tapi saya ada di situ dan Bawaslu ada di situ kok," kata Akhyar dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di Trans7, Rabu (30/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai sekarang saya tidak dapat teguran, sudah sekian hari ini, hari Sabtu sampai Rabu saya belum dapat teguran," imbuhnya.
Dalam kegiatan itu, Akhyar bersama para relawan melakukan aksi menyanyi bersama. Mereka kemudian menurunkan masker yang tadinya dikenakan.
Akhyar juga melayani foto bersama dengan para pendukungnya di acara itu.
Temuan itu membuat Ketua Bawaslu Medan, Payung Harahap, menyatakan bahwa kubu pasangan nomor urut 1 Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan pasangan nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rachman melakukan pelanggaran protokol kesehatan penanganan Covid-19 di hari pertama kampanye Pemilihan Kepala Daerah Medan pada pekan lalu.
Kesalahan kedua paslon hampir serupa. Mereka disebut melanggar protokol kesehatan seperti tidak menjaga jarak, dan acara yang dihelat melebihi kapasitas dalam ruangan yang sudah ditentukan KPU.
Kendati demikian, Akhyar masih menganggap bahwa pihaknya tak melanggar protokol kesehatan. Oleh sebab itu, Akhyar meminta penyelenggara pilkada untuk membuat sebuah regulasi jelas, agar sanksi yang diatur dalam PKPU Nomor 13 Tahun 2020 tidak lagi bias.
"Semua penanganan Covid-19 ini, kenapa semua dilempar kepada paslon? stakeholder-nya apa, jadi tinggal potret ke Polda, kasih vonis salah, pengendaliannya dari mana? Paslon itu berjuang untuk menang pilkada, filosofinya itu harus diperbaiki," pungkasnya.
Masih dalam acara yang sama, penantang Akhyar, Calon Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku bahwa benar terdapat pelanggaran yang dilakukan pihaknya di hari pertama penyelenggaraan kampanye. Pun sebelumnya, pasangan Bobby, Aulia Rachman, mengaku kesalahan yang dibuat pihaknya disebabkan pendukung membludak saat acara deklarasi dukungan.
Namun demikian, Bobby berdalih Pemkot Medan masih kurang memberi sosialisasi kepada masyarakat. Ia pun mengaku kesalahan yang terjadi baik oleh dirinya dan Akhyar-Salman pada hari pertama kampanye merupakan sebuah bentuk pembelajaran.
"Pelanggaran sedikit itu mungkin terjadi karena di Kota Medan sendiri saya rasa sosialisasi tentang protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah Kota Medan selama ini belum begitu aktif," kata Bobby.
Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman akan bersaing dalam di Pilkada serentak 2020 di Kota Medan. Dalam hal ini, Akhyar merupakan calon wali kota petahana yang saat ini masih menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan.
Akhyar-Salman yang mendapat urutan nomor satu hanya didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.
Sementara, Bobby-Aulia diusung oleh koalisi PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PSI, Hanura dan PPP. Bila di total, koalisi partai pengusung Bobby-Aulia memiliki 39 kursi di DPRD Kota Medan.
(khr/ayp)