Kapolres Blitar Bantah Arogan yang Picu Anak Buah Mundur

CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2020 19:24 WIB
Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya membantah tudingan bersikap arogam dari anak buahnya yang mundur dari Polri.
Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Tri melaporkan atasannya ke Polda Jatim. (Foto: CNN Indonesia/Miftah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kapolres Blitar Ajun Komisaris Besar Ahmad Fanani Eko Prasetya membantah telah bersikap arogan sehingga membuat anak buahnya, Kepala Satuan Samapta Bhayangkara Ajun Komisaris Agus Tri, mundur dari Polri.

Menurut Ahmad, dirinya hanya menegur Agus lantaran terdapat anak buah di satuannya yang tidak mematuhi aturan.

"Dia itu saya tegur karena anggotanya itu rambutnya panjang. Dia enggak terima, anggap saya arogansi," kata dia, saat dihubungi wartawan, Kamis (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad berdalih sikapnya kepada Agus sebagai hal yang lazim dilakukan oleh seorang pemimpin di Korps Bhayangkara dan masih dalam batas yang wajar.

Kapolres ini pun mengungkapkan bahwa Agus sempat tak masuk kerja setelah 10 hari secara sengaja setelah ditegur pada 21 September itu.

"Sebagai pimpinan kalau tegur anggota gimana, [masih dalam] batas kewajaran, namanya pimpinan sama bawahan begitu," katanya.

Dia juga menegaskan bahwa Agus dapat dikatakan bersalah dalam insiden tersebut karena tidak mengetahui tugas pokoknya sebagai Kepala Satuan.

Dalam sengketa antara anak buah dan atasan ini, Agus diketahui menuduh pimpinannya bersikap arogan sehingga dirinya memilih keluar dari Korps Bhayangkara.

Saat ditemui awak media di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (1/10), dia juga melaporkan Ahmad ke SPKT Polda Jatim tentang dugaan pembiaran proyek dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak massa di tengah pandemi Covid-19.

"Pertambangan pasir bebas, sabung ayam bebas tidak ada teguran. Tambang pasir di Kali Putih dan Gandungsari," kata dia.

Namun, saat disinggung terkait laporan itu, Ahmad menjelaskan bahwa sebenarnya Agus yang berambisi menguasai lahan tambang tersebut, untuk kepentingan pribadi dan anaknya.

Tambang itu, kata dia, adalah milik warga setempat sehingga dia tidak mau menindaknya.

"Karena masyarakat membuat kegiatan itu untuk pangannya dia. Bukan untuk bisnis. Anaknya [Agus] mau nambang juga enggak diterima, karena arogansi dari Kasat Sabhara," ucapnya.

(mjo/frd/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER