Pakar: Rem Laju Pandemi Corona dengan 3M dan 3T

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2020 09:47 WIB
Pakar kesehatan mengingatkan bahwa dalam menahan laju pandemi, bagian masyarakat adalah displin 3M, sementara pemerintah melakukan 3T.
Ilustrasi ketat protokol kesehatan 3M di MRT. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar kesehatan Prof. Dr. dr. Akmal Taher merekomendasikan strategi yang bisa dilakukan masyarakat dan tenaga medis untuk menekan laju kasus pandemi corona di Indonesia yaitu dengan mengikuti 3M dan 3T.

"Masyarakat mengikuti 3M (#PakaiMasker, #JagaJarak dan #CuciTangan), bagian tenaga kesehatan 3T yakni tracing (testing, treatment) atau mencari yang positif, tidak hanya menunggu, lalu tes. Kalau positif, isolasi (pasien) sehingga tidak menularkan," kata Akmal yang merupakan pakar bidang urologi, dalam sebuah diskusi daring, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Akmal, supaya seluruh masyarakat mau menerapkan 3M, tak cukup hanya diberi tahu, tetapi perlu ada tindak lanjut agar 3M menjadi bagian perilaku di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas pun bisa berperan menjangkau masyarakat melalui pendekatan masing-masing.

Lebih lanjut, terkait tracing, seperti saran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para tenaga kesehatan dalam waktu 3x24 jam perlu mencari setidaknya 30 orang yang berkontak erat dengan pasien positif COVID-19 selama dua minggu

Merujuk pada upaya pemerintah di Thailand, menurut Akmal, mereka menggandeng satu juta relawan untuk melakukan tracing ini.

Akmal mengatakan salah satu metode untuk meniru Thailand ini bisa lewat puskesmas. Tenaga kesehatan di puskesmas cenderung lebih banyak berkontak dengan masyarakat ketimbang rumah sakit.

"Kembali ke puskesmas, tidak mungkin dikerjakan di rumah sakit. Karena masyarakat perlu terlibat banyak dan yang paling dekat dengan masyarakat adalah puskesmas, puskesmasnya harus dibantu bekerja dengan lebih baik," tutur Akmal.

"Kuatkan puskesmas untuk mengurangi kematian karena COVID-19, menemukan kasus COVID-19 secara dini, sekaligus menemukan mereka yang punya penyakit komorbid (penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung yang bisa memperberat kasus COVID-19)," sambung dia.

Akmal mengingatkan, selama masa PSBB saat ini, orang-orang seharusnya mempersiapkan diri untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga saat bisa berkegiatan bebas lagi suatu hari, maka angka kasus tak akan kembali melonjak dan aktivitas ekonomi tetap berjalan.

"Untuk aktivitas ekonomi yang bagus, disiplin yang kuat. #JagaJarak, #PakaiMasker, #CuciTangan. Semuanya dikerjakan pribadi atau masyarakat, baru ekonomi akan jalan. Dalam fase (PSBB) itu di mana orang tidak banyak bergiat, mindset kita enggak banyak berubah untuk mempersiapkan kalau dibuka (PSBB dilonggarkan)," demikian kata dia.



[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER